SERAYUNEWS– Ada yang berbeda di Gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Cilacap. Bukan sekadar tempat membaca, kali ini perpustakaan menjadi ruang pemberdayaan, ketika puluhan penyandang disabilitas mengikuti pelatihan merajut dengan antusias dan penuh semangat.
Program yang digagas oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Cilacap melalui Bidang Perpustakaan, ini merupakan bagian dari inovasi literasi inklusif. Tak hanya itu, kegiatan juga melibatkan kolaborasi dengan Bank Jateng sebagai bentuk dukungan lintas sektor terhadap komunitas disabilitas.
Pelatihan merajut ini menyasar penyandang disabilitas, khususnya tuna netra dan tuna rungu. Total ada 15 peserta, terdiri dari 8 tuna netra dan 7 tuna rungu, yang mendapat pelatihan langsung oleh instruktur khusus. Bagi sebagian peserta, ini merupakan pengalaman pertama mereka memegang jarum rajut.
Kepala Dinas Arpus Cilacap, Achmad Fauzi, menyebut bahwa pelatihan ini merupakan pengembangan dari program “Pelayanan Literasi Disabilitas” yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2023. Awalnya hanya menyasar tuna netra, kini program mulai merambah ke semua jenis disabilitas di Cilacap.
“Harapannya, keterampilan ini menjadi jalan bagi para disabilitas untuk memiliki alternatif penghasilan, tidak hanya mengandalkan profesi tradisional seperti tukang pijat atau pembuat sapu,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).
Fauzi menambahkan, pelatihan ini baru sebatas pengenalan. Namun ke depan, pihaknya berencana melanjutkan pelatihan secara berjenjang dan berkelanjutan, bahkan menyasar semua kecamatan. Salah satu strategi yang diusulkan adalah melibatkan Bunda Literasi di tiap wilayah mulai dari istri Bupati hingga istri para Camat.
Menurut Fauzi, hambatan utama dalam menjangkau seluruh penyandang disabilitas adalah persebaran wilayah dan akses transportasi. Karena itu, Dinas Arpus akan bekerja sama dengan Dinas Sosial untuk memetakan data penyandang disabilitas secara akurat.
Lebih dari sekadar pelatihan, Dinas Arpus Cilacap juga tengah mendorong pelatihan bahasa isyarat bagi aparatur sipil negara (ASN) di berbagai instansi pelayanan publik, termasuk front office di kantor OPD dan puskesmas. Hal ini bertujuan untuk membentuk pelayanan yang inklusif bagi warga yang tidak dapat berbicara.
Dari sinilah harapan baru dirajut, satu per satu, dalam benang ketekunan dan semangat perubahan. Pelatihan sederhana ini bisa menjadi awal perubahan besar bagi para penyandang disabilitas di Cilacap dari keterbatasan menuju kemandirian.