Banjarnegara, Serayunews.com
Peningkatan kompetensi para relawan PMI Banjarnegara ini, difokuskan pada skill relawan PMI dalam bidang pertolongan pertama. Hal ini sangat penting sebagai sarana refresh, serta peningkatan kapasitas sebelum mereka terjun ke lapangan.
Ketua PMI Banjarnegara, dr Amalia Desiana mengatakan, resfresh peningkatan kapasitas terkait pertolongan pertama ini diikuti oleh 50 relawan, mereka juga dipersiapkan sebagai bagian dari anggota tim Operasi Ketupat Candi jelang Idul Fitri 1443 H.
“Kita ingin berikan pelayanan terbaik, khususnya jelang arus mudik Lebaran tahun 2022 yang diprediksi akan meningkat, sehingga kita juga harus meningkatkan kapasitas para relawan PMI,” ujarnya.
Menurutnya, kompetensi dan skill pertolongan pertama bagi Relawan PMI adalah wajib hukumnya, sehingga mereka bisa bertindak dan melakukan pertolongan kapanpun di manapun ketika terjadi keadaan darurat dengan melakukan tindakan yang cepat, tepat, dan benar.
“Ilmu pertolongan pertama wajib bagi seluruh relawan, karena itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari hari,” ujarnya.
Lebih jauh dia berharap, kinerja relawan PMI Banjarnegara dalam memberikan pelayanan tetap menjaga attitude, ramah dengan masyarakat, serta berusaha memberikan yang terbaik.
Melalui skill Pertolongan Pertama, diharapkan relawan PMI dapat berbuat untuk kemanusiaan dan membantu sesama, terlebih PMI dan Pertolongan Pertama sangat lekat hubungannya dan sudah dikenal luas oleh masyarakat.
“Dengan pelayanan prima, kita berharap PMI akan lebih dekat dengan masyarakat dan siap dengan dikukung relawan yang professional,” ujarnya.
Lewat kegiatan tersebut diharapkan Relawan PMI lebih sigap, cepat dan tepat serta profesional dalam melayani masyarakat sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
Ketua bidang pendidikan pelatihan dan relawan, Agus Sutanto mengatakan, pertolongan pertama bagi relawan diibaratkan adalah mengulang sekaligus sebagai ajang untuk menambah ilmu pengetahuan bagi relawan yang akan bertugas selama pelayanan Idul Fitri.
“Meningkatnya mobilitas masyarakat yang diikuti dengan naiknya volume kendaraan dan aktifitas, membuat kita harus waspada terhadap segala kemungkinan,” katanya.
Pelayanan terbaik tentunya juga didukung dengan sarana prasarana, serta kecakapan atau skil yang dimiliki oleh relawan. Dalam kegiatan tersebut, peserta dibekali dengan beberapa materi seperti kepalang merahan, bantuan hidup dasar, pendarahan, shock, cidera jaringan lunak, cidera alat gerak, cidera kepala leher dada, cidera tulang belakang, kedaruratan medis, luka bakar keracunan, kode perilaku dan simulasi penanganan korban banyak.