SERAYUNEWS– Puluhan bhikkhu thudong sudah tiba di Kota Semarang, Jawa Tengah. Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana pun menyambut hangat kedatangan puluhan bhikku thudong tersebut.
Nana mengatakan, Pemprov Jateng bersama TNI-Polri akan mengawal dan menyukseskan ritual thudong. Upaya tersebut akan berjalan hingga puncak peringatan Waisak 2024.
“Kami menerima puluhan bhikkhu thudong yang melakukan perjalanan dari Jakarta. Hari ini pukul 16.00 WIB, para bhikku thudong tiba di Gunungpati, Kota Semarang,” kata Nana usai menerima kunjungan Panitia Thudong dalam rangka peringatan Hari Raya Waisak 2024 di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu, 15 Mei 2024.
Nana mengatakan, ada 40 bhikkhu yang melakukan ritual thudong. Di Kota Semarang mereka akan bermalam di Vihara Buddha Dipa, Gunungpati. Pada Kamis, 16 Mei 2024, para bhikkhu akan melanjutkan perjalanan ke Ambarawa. Setelahnya, berlanjut ke Temanggung, lalu berlanjut ke Borobudur, Magelang.
“Tentunya Pemprov Jateng menyambut baik dari ritual keagamaan ini. Mereka adalah para biksu yang berasal dari Thailand. Kami akan mengawal, mengamankan, dan menyukseskan seluruh rangkaian dari kegiatan ritual ini,” katanya.
Pemprov Jateng juga berkomitmen untuk ikut menyukseskan rangkaian puncak peringatan Hari Raya Waisak 2024 yang berpusat di Candi Borobudur.
Sementara itu, Bhante Kamsai Sumano Mahathera berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat. Khususnya dalam rangka menyukseskan dan melancarkan rangkaian Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 Masehi.
“Kami berterima kasih kepada Indonesia. Kami berasal dari Thailand dan ini tahun kedua (thudong). Manfaat thudong ini untuk kerukunan antara kami dengan Indonesia, masyarakat dengan masyarakat. Pemerintah juga sangat mendukung dan merestui kita,” katanya usai bertemu Pj Gubernur Jateng.
Ia menjelaskan, thudong merupakan jalan spiritual. Tujuannya untuk pelatihan hidup sederhana, secukupnya, dan melepaskan dari keduniawian.
“Buddha sudah pernah melakukan 2.566 tahun lalu. Kalau di Indonesia jarang ada bhikkhu jalan seperti itu. Tapi kalau di Thailand sudah menjadi kebiasaan bhikkhu,” ujarnya.
Thudong juga membuktikan bahwa sepanjang perjalanan itu tercipta kerukunan yang sangat luar biasa di antara masyarakat dan para bhikkhu.