SERAYUNEWS—- Namanya hanya bisa bersanding dengan Bob Hasan, baik dalam kedekatannya dengan mantan presiden Soeharto maupun dalam bisnis hutan dan kayunya yang raksasa. Bisnis kayunya bahkan menjadi yang terbesar di Indonesia sebelum krisis ekonomi pada 1997.
Pada 2001 dirinya pernah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung atas kasus penyalahgunaan dana reboisasi sebesar Rp 331 miliar melalui PT. Musi Hutan Persada.
Pada 2003, Kejaksaan Agung, Penyidikan kasus dugaan mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) setelah dua tahun berstatus tersangka.
Tak lain tak bukan, orang itu adalah Prajogo Pangestu. Saat ini total kekayaannya mencapai US$48,2 miliar atau sekitar Rp776,29 triliun.
Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires, Jumat (12/4/2024), dia menempati orang terkaya dunia urutan ke-26
Kekayaannya jelas melesat, mengingat pada 2023, Forbes menempatkanya di urutan ke-30 orang terkaya di dunia.
Selain itu, saat ini Prajogo menjadi orang paling tajir di Indonesia alias orang kaya nomor satu. Padahal tahun lalu, posisinya masih di urutan ke-7 orang terkaya Indonesia
Anggota jejaring 9 naga ini lahir di Bengkayang, Kalimatan Barat pada 13 Mei 1944. Ia merupakan anak seorang pedagang karet.
Karena cuma lulusan SMP, Prajogo atau Phang Djoen Phen pernah bekerja menjadi sopir angkot. Dari situlah ia bertemu pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray pada 1960-an.
Uray kemudian mengajak Prajogo bekerja di Djajanti Timber Group miliknya pada 1969. Dia dipercaya mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.
Setelah iu, Prajogo mendirikan perusahaan sendiri bernama CV Pacific Lumber Coy yang kemudian berganti nama jadi Barito Pacific Timber.
Pada 2007, Prajogo mengakuisisi perusahaan petrokimia, Chandra Asri melalui kepemilikan saham 70 persen. Perusahaan ini menjelma menjadi produsen petromikia terbesar nasional usai bergabung dengan Tri Polyta Indonesia.Tak hanya itu, bisnisnya juga merambah industri batu bara lewat Petrindo Jaya Kreasi, yang IPO di bursa pada 2023.
Presiden Jokowi pada akhir 2019 meresmikan pembangunan pabrik baru polyethylene milik emiten petrokimia milik Prajogo di Cilegon Banten.
Akhirnya, bersama Sugianto Kusuma alias Aguan, Prajogo menanam investasi besar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Hotel bernama Nusantara dengan nilai Rp 20 triliun. Tak hanya itu, Prajogo juga ikut dalam konsprsium pedanaan pembangunan bandara IKN. *** (O Gozali)