SERAYUNEWS – Nama Sahdan Arya Maulana mendadak ramai diperbincangkan publik usai aksinya yang tergolong langka dilakukan oleh anak muda viral di media sosial.
Ia menjadi sorotan karena keberaniannya memperbaiki jalan rusak secara mandiri bersama warga. Bukan hanya itu, Sahdan juga dikenal sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT) termuda di wilayah Koja, Jakarta Utara, dengan usia baru 19 tahun.
Aksinya tersebut menjadi simbol nyata semangat generasi muda dalam membangun lingkungan.
Tidak sekadar duduk di balik meja atau berbicara di forum, Sahdan turun langsung ke lapangan, ikut mengecor jalan rusak sepanjang 100 meter di wilayah RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja.
Langkah ini ia ambil setelah menerima laporan dari warga mengenai kondisi jalan yang rusak dan membahayakan pengguna jalan, terutama saat hujan.
Alih-alih menunggu bantuan dari pemerintah, Sahdan memilih menggerakkan warga secara gotong-royong untuk memperbaiki jalan tersebut.
Biaya perbaikannya mencapai Rp23 juta, seluruhnya bersumber dari swadaya pengurus RT setempat.
Sahdan resmi menjabat sebagai Ketua RT pada 25 Mei 2025 setelah memenangkan pemilihan langsung. Ia meraih 126 suara, jauh mengungguli rivalnya yang hanya mendapat 17 suara.
Saat ini, ia dipercaya memimpin wilayah yang terdiri dari sekitar 150 kepala keluarga atau sekitar 750 jiwa.
Menariknya, keputusannya mencalonkan diri sebagai Ketua RT bukan karena paksaan, melainkan atas inisiatif pribadi.
Di saat banyak generasi muda memilih menghindari tanggung jawab sosial, Sahdan justru hadir dengan semangat untuk membawa perubahan nyata.
RT gen Z ini merupakan mahasiswa semester empat Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Sebagai mahasiswa aktif, Sahdan tetap mengutamakan kewajibannya kepada warga. Ia memilih untuk tidak terlalu aktif dalam organisasi kampus agar bisa fokus menjalankan amanahnya sebagai Ketua RT.
Bagi Sahdan, keterlibatan langsung dalam pengabdian masyarakat adalah bentuk nyata dari kontribusi sebagai anak muda.
Ia menyadari bahwa tanggung jawabnya saat ini bukan hanya sebagai pemimpin administratif, tetapi juga sebagai perantara aspirasi dan pelindung kepentingan warganya, terutama dalam hal infrastruktur, keamanan, dan kenyamanan lingkungan.
Tidak berhenti sampai di situ, Sahdan juga memiliki visi yang jauh lebih besar. Ia bercita-cita untuk suatu saat bisa terjun ke dunia politik dan mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sosok Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ia jadikan inspirasi dalam hal kedekatan dengan masyarakat dan kepemimpinan yang merakyat.
Meski saat ini masih di lingkup RT, Sahdan percaya bahwa setiap pemimpin besar berawal dari keberanian mengambil tanggung jawab di lingkungan terkecil.
Dengan konsistensi, kejujuran, dan kepedulian, ia yakin perubahan bisa dimulai dari hal-hal sederhana namun berdampak langsung bagi masyarakat.
Walau kini menyandang status sebagai Ketua RT, Sahdan tetap mempertahankan ciri khas anak muda Gen Z.
Di akun Instagram pribadinya @sahdn.ar, ia kerap membagikan aktivitas santainya seperti nongkrong bareng teman, bermain layang-layang di atap rumah, hingga unggahan-unggahan ringan khas remaja seusianya.
Hal ini menunjukkan bahwa menjadi pemimpin tidak harus meninggalkan jati diri sebagai anak muda.
Fenomena Sahdan Arya menjadi sinyal positif di tengah maraknya apatisme generasi muda terhadap politik dan urusan sosial.
Ia membuktikan bahwa anak muda tidak hanya bisa bersuara di media sosial, tetapi juga bisa turun tangan secara langsung untuk menyelesaikan masalah di lingkungannya.
Langkah konkret Sahdan menjadi bukti bahwa kepemimpinan tidak mengenal usia, dan bahwa perubahan tidak harus menunggu jabatan tinggi.
Cukup dengan kemauan, keikhlasan, dan kerja nyata, maka hasilnya akan dirasakan bersama.***