“Program PINTAR perlu dilanjutkan lagi kerja samanya. Kalau tahun ini selesai, langsung diperpanjang saja. Dampaknya sudah terlihat baik,” kata Bupati Banyumas di ruang kerjanya.
Bupati mengatakan, program PINTAR tersebut dianggap sangat efektif dalam proses belajar mengajar di tengah pandemi. Dimana efeknya sudah terlihat dalam beberapa waktu lalu.
“Dampak dari pandemi ini sangat dirasakan oleh siswa, orangtua, dan masyarakat. Sehingga perlu ada antisipasi dengan sistem atau aplikasi yang memudahkan mereka untuk bisa terus belajar dan terpantau. Kalau tahun ini kita sudah fokus kepada guru-guru (program PINTAR, red), ke depannya kami berharap program bisa dikembangkan ke siswa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sistem programnya yakni, guru-guru yang sudah terlatih, akan menerapkan program tersebut kepada para siswa, hingga bisa dilakukan secara tatap muka terbatas.
“Jadi bisa seminggu sekali ketemu lima orang siswa dengan satu guru. Modelnya berupa refresh materi atau penguatan mapel, supaya siswa tetap bisa merasakan sekolah. Mereka merasa didampingi dan guru tetap bisa terus memberikan materi,” kata dia.
Materinya, masih menurut Husein, tentunya lebih ringan, namun bermakna. Dengan tatap muka tersebut, Guru juga diwajibkan untuk mengontrol para siswanya untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan harus ada izin dari gugus Covid-19.
Menurut keterangan Koordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Jawa Tengah, Dr Nurkolis MM, program yang diarahkan oleh pihaknya, yakni seperti penguatan budaya baca siswa, dengan lebih banyak menyalurkan link-link bacaan dan materi yang ramah anak serta berbasis IT. Kemudian, sekolah, fasilitator, dan mitra akan difasilitasi aplikasi Learning Manajemen Sistem (LMS) yang akan memudahkan mereka untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, baik luring maupun daring.
“Program ini karena kita sadar, bahwa peran orangtua sangat penting dalam PJJ (pembelajaran jarak jauh, red). Oleh karena itu, setelah kita akan ada program LMS, penguatan gusus dan utamanya adalah parenting. Program ini nantinya akan mendorong dan menjembatani siswa, guru dan orang tua agar suskes belajar,” ujarnya.
Nurkolis menambahkan, bahwa dari hasil survei, alat belajar yang digunakan oleh guru siswa saat ini kebanyakan menggunakan aplikasi whatsapp grup. Namun, dianggap pemanfaatnya kurang efektif. Sehingga jika dimanajemen dengan baik belajar siswa lebih terukur.
“Cara-cara ini bisa dilakukan supaya tetap meminimalisir biaya kuota internet. Melihat optimisme hasil belajar yang dilakukan selama dua tahun kerjasama. Program juga akan melakukan pameran pendidikan untuk menunjukkan hasil-hasil implementasi program,” kata dia.