SERAYUNEWS- Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto bekerja sama dengan Charoen Pokphand Foundation Indonesia (CPFI) meluncurkan program untuk mendukung pemenuhan gizi masyarakat.
Dalam program ini, CPFI akan menyumbangkan sebanyak 600 ekor ayam petelur secara cuma-cuma untuk membantu keluarga pra-sejahtera.
Pengumuman program ini berlangsung pada rapat koordinasi yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai 3 Unsoed, Kamis (16/1/2025).
Sekretaris Jenderal CPFI, Andi Magdalena, menjelaskan bahwa bantuan ayam petelur ini akan disalurkan melalui Fakultas Peternakan Unsoed.
Sasaran program adalah enam keluarga pra-sejahtera yang berada di lokasi dekat Unsoed atau Kitchen Center.
“Sebanyak 600 ekor ayam akan diberikan kepada enam kepala keluarga pra-sejahtera untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi dan membantu meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Andi.
Rektor Unsoed, Prof. Akhmad Sodiq menyampaikan tiga poin penting yang perlu menjadi perhatian dalam implementasi program ini.
1. Penentuan Target: Pemilihan keluarga penerima bantuan harus cermat untuk memastikan program tepat sasaran.
2. Daya Dukung: Dukungan dari Kelompok Wanita Tani dan komitmen desa sangat perlu untuk memastikan keberhasilan program.
3. Lokasi Pelaksanaan: Pemilihan lokasi yang tepat untuk program ini menjadi faktor kunci agar bantuan dapat bermanfaat secara optimal.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed, Prof. Elly Tugiyanti menekankan pentingnya pendampingan selama pelaksanaan program.
“Pendampingan oleh perguruan tinggi, perangkat desa, atau pihak terkait sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program. Selain itu, jumlah bantuan ayam juga perlu diperhitungkan secara matang untuk mencegah perubahan pola hidup penerima bantuan yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Kepala BBPTUHPT Baturraden, Dani Kusworo memberikan tiga rekomendasi teknis terkait bantuan ayam petelur.
1. Umur Ayam: Ayam harus memiliki usia yang seragam.
2. Jumlah dan Pakan: Jumlah ayam serta ketersediaan pakan harus diperhitungkan untuk keberlanjutan program.
3. Pendampingan Teknis: Pendampingan teknis menjadi elemen penting untuk menjaga produktivitas ayam.
Prof. Ali Agus selaku Tenaga Ahli Menteri Pertanian, memaparkan potensi pendapatan bagi penerima bantuan.
Dengan memelihara 100 ekor ayam petelur, penerima bantuan dapat memperoleh pendapatan sekitar Rp1.200.000 hingga Rp1.500.000 per bulan.
“Selain itu, mereka juga akan mendapatkan kandang, peralatan, dan bantuan pakan untuk dua bulan pertama,” terangnya.
Program ini akan mulai berjalan pada Februari 2025 dengan pendampingan langsung dari Fakultas Peternakan Unsoed.
Harapannya, program ini tidak hanya membantu keluarga pra-sejahtera memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memberdayakan mereka secara ekonomi.
Dengan sinergi antara CPFI, Unsoed, dan masyarakat, program ini mampu memberikan dampak nyata dalam mendukung pemenuhan gizi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.***