Karangpucung, serayunews.com
Menurut Kepala Desa Sindangbarang Rusilam, akibat kejadian itu, sebanyak 21 KK dan area pertanian yang ada di Dusun Jetak, terisolir. Dalam menjalankan aktivitasnya, warga seringkali menyeberangi sungai atau melewati jembatan yang putus.
“Iya warga yang terisolir seringkali harus menyebrangi sungai, atau berputar ke jalan lain yang cukup jauh,” katanya kepada serayunews.com, Jumat (15/7/2022).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya bersama warga desa dibantu aparat TNI/Polri setempat, melakukan perbaikan dengan membangun jembatan darurat semi permanen menggunakan material bambu. Pengerjaan jembatan memakan waktu kurang lebih sepekan itu, saat ini telah selesai dan masyarakat dapat melalui jembatan tersebut.
“Alhamdulillah hari ini sudah bisa dilalui masyarakat, sekitar 22 KK atau 71 warga sudah tidak terisolir lagi. Apalagi ada beberapa hektar sawah yang siap panen,” tuturnya.
Sementara, Camat Karangpucung, Asep Kuncoro menjelaskan, bahwa awalnya jembatan ini merupakan jembatan permanen atas swadaya masyarakat Desa Sindangbarang. Namun akibat meluapnya Sungai Dermaji, jembatan ini terputus.
“Memang jembatan ini merupakan akses daerah pertanian dan ada beberapa warga yang tinggal di grumbul Cikangkareng. Saya juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah merealisasiakan pembangunan jembatan darurat ini,” ujarnya.
Ke depannya, katanya, pihaknya akan berkoordinasi terkait penanganan sungai yang berada di wilayah BBWS, karena dampak banjir ini mengakibatkan tebing tebing sungai longsor. Sedangkan terkait dengan pembangunan jembatan permanen, pihaknya akan mengkomunikasikan dengan instansi terkait.