Cilacap, Serayunews.com-Pelabuhan Cilacap merupakan pelabuhan paling strategis pada masa pendudukan belanda hingga menjelang perang dunia ke dua. Satu satunya pelabuhan besar di pesisir selatan jawa ini dijadikan pelabuhan cadangan strategis oleh pasukan Belanda dan sekutu apabila pantai utara mengalami tekanan dan serangan pasukan jepang. Sementara dari pangkalan militer sekutu yang berada di kepulauan keling dan pulau Cristmas di selatan Indonesia, pasukan sekutu menyebar ribuan ranjau laut di perairan selatan Indonesia. Seperti ditulis dalam jurnal “Het koninkrijk der Nederlanden di de Tweede Wereldoorlog Volume 1, Kerajaan Belanda pada Perang Dunia ke Dua”.
Keberadaan ranjau laut yang tersebar di perairan selatan Indonesia, diyakini Komandan Pangkalan Angkatan Laut Cilacap Kolonel Laut (P) Adi Lumaksana. Menurutnya, di sepanjang pantai NKRI termasuk Cilacap masih banyak terdapat ranjau peninggalan eks Perang Dunia II. Meski demikan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat, terutama nelayan agar tetap tenang, karena ranjau berada di dalam tanah dan disekitar perairan dangkal.
Untuk itu, TNI Lanal Cilacap bersama Pusat Hidrografi dan Oceanografi TNI AL Jakarta (Pushidrosal) melakukan penyisiran ranjau di sepanjang pantai dan perairan Cilacap. Sekitar 30 personel, yang terdiri dari TNI Lanal Cilacap sebanyak 15 orang, Pusat Hidrografi dan Oceanografi TNI AL Jakarta (Pushidrosal) sebanyak delapan orang dan satuan kapal ranjau sebanyak tujuh orang. Hasilnya, Enam ranjau laut peninggalan Perang Dunia II diledakkan di sekitar Pantai Menganti Kesugihan, Jumat dan Sabtu (21-22/11).
“Kami tidak melibatkan KRI karena sepanjang perairan pantai Menganti cukup dangkal, sehingga cukup menggunakan KAL Serayu yang didukung peralatan khusus untuk pendeteksian sekaligus pengancuran terhadap ranjau yang terdeteksi,” ungkapnya.
Ranjau tersebut kemudian diledakkan oleh Tim dari TNI Angkatan Laut. Peledakan dilakukan pada Jumat sekitar pukul 13.30 WIB, dan pada Sabtu pada pukul 06.00 WIB. Selama pelaksanaan penetralisiran ranjau laut ini nelayan tidak diperbolehkan berada di sekitar lokasi untuk mencari ikan.
“Kami menetralisir ada enam buah namun kita mendeteksi kemarin terdapat 7 buah, dan setelah dilaksanakan pendeteksian menggunakan peralatan khusus, satu dinyatakan bukan ranjau, jadi enam ranjau berhasil kita ledakkan. Kepada masyarakat diwilayah Cilacap khususnya para nelayan tetap tenang, karena ranjau berada kedalaman 4-10 meter dibawah permukaan tanah, jadi tidak menganggu aktivitas masyarakat setelah peledakan,” jelasnya.” ujarnya.