Kroya, serayunews.com
Warga yang terdampak banjir dan memilih untuk tinggal di tanggul Sungai Tipar karena lokasi tersebut dekat dengan rumah mereka dan berada di dataran tinggi. Meskipun Pemerintah Desa setempat telah menyiapkan tempat pengungsian di sekolah MI Muhammadiyah, namun karena jaraknya dinilai cukup jauh sehingga banyak yang memilih bertahan di tanggul.
Untuk berlindung dari panas dan hujan, di atas tanggul warga mendirikan tenda sebagai tempat tinggal sementara. Bahkan barang elektronik seperti kulkas dan televisi juga turut diungsikan ke atas tanggul.
Selain barang elektronik, sejumlah barang yang diamankan ke tempat yang lebih tinggi tersebut seperti mobil, motor, perlengkapan dapur, peralatan tidur serta sejumlah hewan ternak seperti kambing, sapi, ayam dan unggas.
Salah satu warga RT 12 RW 6 yang mengungsi bernama Karsiti mengatakan, dirinya bersama keluarga mengungsi ke tanggul sungai sejak hari Minggu (20/3) lalu. Meski kini banjir di area rumahnya sudah mulai surut, namun ia memilih bertahan sementara karena takut ada banjir susulan.
“Ini belum kembali karena masih takut ada banjir susulan kaya tahun kemarin jadi bertahan aja di tanggul sampai air benar-benar surut,” ujarnya, Selasa (22/3/2022).
Karsiti tinggal satu tenda bersama empat anggota keluarganya di antaranya dua anak yang masih kecil. Setiap hari mereka mendapat bantuan makanan tiga kali sehari dari petugas maupun relawan.
“Harapannya banjir segera surut saja, karena aktivitas jadi terganggu, anak sekolah libur, kerja juga izin tidak masuk,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Gentasari Romadhon Sapril Sahid mengatakan, di Dusun Karag sedikitnya ada 535 jiwa yang paling terdampak, di antaranya RT 12,9,8 dan 7 RW 6. Untuk pemenuhan kebutuhan, pihaknya bersama relawan mendirikan dapur umum yang memproduksi sekitar 600 porsi setiap waktu makan.
“Untuk posko pengungsian di MI Muhammadiyah 170 orang di tanggul Kali Tipar sekitar 365 orang, dinamikanya sudah mulai berubah, karena banjir sudah mulai surut dan sebagian ada yang mulai membersihkam rumah bekas genangan banjir,” ujarnya.
Meski sudah mulai surut, namun genangan banjir masih ada di beberapa titik jalan dan rumah penduduk. Untuk ketinggian air di jalan sekitar 50 sentimeter, dan sebagian rumah yang masih terendam sekitar 10-15 sentimeter.
“Saya memohon kepada instansi terkait untuk segera bisa menormalisasi Sungai Tipar, karena air di sini lebih tinggi dari permukiman,” ujarnya.
Selain di Dusun Karag, banjir juga menggenangi Dusun Bayeman Kidul yang berada di bantaran Sungai Tipar. Menurutnya, permasalahannya ada di Sungai Tipar yang tidak bisa menampung debit ait karena sudah dangkal, sehinga air meluap ke rumah warga.
“Yang paling parah di Dusun Karag, sementara di Bayeman Kidul sendiri sudah ada yang kemasukan air akan tetapi masih bisa terkandali, masyarakat masih bisa bertahan,” ujarnya.
Selain mbantu mendistribusikan logistik makanan, warga terdampak banjir juga mendapat pemeriksaan dan pengobatan kesehatan gratis dengan melibatkan tim kesehatan Puskesmas Kroya II.
Semantara itu, hingga Selasa (22/3) siang, hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur wilayah Kroya dan sekitarnya termasuk di Desa Gentasari, sehingga bisa berdampak terhadap bertambahnya ketinggian debit air banjir.