SERAYUNEWS – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 5 Purwokerto, dan Komunitas Pencinta Kereta Api Javatrain, menggelar Sosialisasi Keselamatan dan Keamanan Perjalanan KA, di JPL 479 Kroya, Sabtu (09/11/2024).
Kegiatan ini sebagai wujud proaktif PT KAI dan Komunitas Pecinta Kereta Api, akan kepedulian keselamatan dan keamanan. Baik perjalanan kereta api, maupun masyarakat saat melintasi rel kereta api.
Manager Humas KAI Daop 5 Purwokerto, Feni Novida Saragih menyampaikan, kegiatan sosialisasi ini merupakan wujud proaktif Daop 5 Purwokerto untuk mendukung komitmen perusahaan untuk menyelenggarakan moda transportasi yang mengutamakan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan tepat waktu.
“Kami gunakan atribut spanduk, poster dan menggunakan pengeras suara untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pengguna jalan raya untuk berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, baik itu yang dijaga atau yang tidak dijaga,” ujar Feni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (09/11/2024), malam.
Menurutnya, kecelakaan yang terjadi, sangat dipengaruhi minimnya kesadaran pengendara mematuhi aturan di perlintasan. Adapun pengendara yang melalui perlintasan sebidang sudah seharusnya mengikuti aturan untuk keselamatan dan keamanan bersama, seperti yang diatur pada perundang-undangan dan peraturan pemerintah.
Feni menjelaskan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 114 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa: Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan Jalan, Pengemudi kendaraan wajib: a. Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain; b. Mendahulukan kereta api; dan c. Memberikan hak utama kepada Kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.
Pasal 124 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa: “Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.”
Pasal 296 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa: “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor pada perlintasan antara kereta api dan Jalan yang tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).”
UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya, para pengguna jalan raya wajib berhenti di rambu tanda “STOP”, tengok kiri – kanan baik pada perlintasan terjaga maupun tidak terjaga. Apabila telah yakin aman, baru bisa melintas.
“Kita sama-sama tau bahwa kereta api memiliki kecepatan yang sangat tinggi sehingga memerlukan waktu untuk melakukan pengereman sehingga kita mengimbau kepada masyarakat untuk selalu bersabar. Berhenti dahulu, tengok kanan dan kiri, pastikan aman, lalu jalan,” kata Feni.
Lebih lanjut Feni menyampaikan, keselamatan di perlintasan sebidang merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya KAI sebagai operator tapi juga menjadi tanggung jawab seluruh stakeholder baik pemerintah dan masyarakat.
Pihak KAI Daop 5 sendiri membeberkan bahwa sepanjang Januari sampai September 2024 telah terjadi enam kecelakaan di perlintasan. Hal itu membuat KAI terus mengampanyekan kewaspadaan di perlintasan. Selain itu juga memberikan edukasi bahwa sesuai dengan aturan UU, perjalanan kereta api lebih didahulukan.