SERAYUNEWS– Sebagai wujud merawat semangat keberagaman, sekolah 3 bahasa Putera Harapan (Puhua) School merayakan Tahu Baru Tionghoa atau Imlek. Caranya yakni dengan mengajarkan siswanya untuk merayakan rasa syukur dengan berbagi kasih melalui program Chinese New Year: Puhua Charity Programme. Mereka berbagi ke beberapa pesantren di Kabupaten Banyumas.
“Pada kegiatan ini kami mengangkat semangat persatuan dalam kebhinnekaan untuk memberi teladan bagi siswa siswi Puhua. Teladan untuk membangun empati, kepedulian, juga kasih dalam wujud nyata praktik gotong royong merawat keberagaman di Banyumas,” ujar Koordinator Program Chinese New Year : Puhua Charity Programme, Novi Setiawati, Kamis (29/2/2024)
Novi menambahkan pada perayaan Imlek tahun ini, Puhua School melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari siswa, guru, karyawan, hingga orang tua murid. Kesemuanya melakukan berbagai kegiatan sosial. “Sejak akhir Januari 2024 atau selama satu bulan sebelum kegiatan digelar, Tim Panitia Sekolah menyebarkan kotak sumbangan untuk mengumpulkan uang, hingga membuka penerimaan barang alat tulis dan makanan di semua jenjang unit,” kata dia.
Hasilnya, uang yang terkumpul mencapai Rp20 juta dengan beras sebanyak 245 kg, 113 liter minyak goreng, kipas angin, laptop. Ada juga telepon genggam, lemari dokumen, sembako seperti susu, mi, gula, garam dan lainnya. Kemudian juga ada alat tulis dan berbagai barang lainnya.
“Seluruh donasi terkumpul dan dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing pesantren. Pengumpulan uang seluruhnya dibelikan sejumlah barang yang telah masuk daftar kebutuhan dan akan dilaporkan kepada seluruh orangtua murid dan siswa secara terbuka setelah tersalurkan,” ujarnya.
Ide Puhua Charity Programme menurut Novi sudah dicetuskan sejak akhir tahun 2023 lalu. Dari situ pihak sekolah mulai menyisir sejumlah pondok pesantren hingga akhirnya enam pondok pesantren dipilih untuk menerima program tersebut. “Kegiatan distribusi donasi ini berlangsung dua hari pada tanggal 28-29 Febuari 2024 dengan menggunakan mobil boks dan truk. Kami mengunjungi empat pesantren di hari pertama dan dua pesantren di hari kedua. Area pesantren berada di wilayah Kalibagor, Sokaraja, Karanglewas, Purwokerto Timur, Kaliori, dan Kedungwuluh,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Yayasan Puhua School, Yudi Sutanto juga memberikan satu lukisan Khas Tiongkok bermakna Nian Hua yang berarti keberuntungan yang juga merupakan simbol harapan Puhua bagi setiap penerimanya. “Melalui kegiatan ini kami juga ingin memperkenalkan saling-silang budaya. Budaya dan bahasa Tionghoa di lukisan ini merupakan seni mengulas/guratan yang menjadi salah satu alat komunikasi berbentuk tulisan atau aksara masyarakat Tiongkok,” ujarnya.
Pengelola Pondok Pesantren Darul Arkam Muhammadiyah Sokaraja, Muhammad Hafidzin menerima dengan baik niat dan tujuan dari Puhua School. Mereka sangat mendukung program yang telah dilaksanakan tersebut. “Keberagaman budaya dan agama adalah anugerah yang harus dijaga karena semua disatukan dalam satu payung bernama Indonesia. Alat pemersatunya adalah toleransi dan kolaborasi,” kata dia.