Banyumas, serayunews.com
Sebelum pementasan Koreografer Lengger Banyusobo, Rinato mengungkapkan, telah melakukan gladi bersih di Pendapa Kecamatan Banyumas.
Ia merasa bangga, karena pentas kolosal garapan timnya menjadi pagelaran perdana di ajang tahunan tersebut. Pentas itu mendapat dukungan sejumlah pihak seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Bank Indononesia.
“Tarian ini merupakan metamorfosa dari garapan seni tari dan musik tradisi lengger yang terangkai dalam seni pertunjukan spektakuler. Beragam unsur seni juga hadir dalam kolaborasi seni ini, memadukan tari kontemporer, tari Baladewa, seni tradisi ebeg atau kuda kepang, tari tradisi Barongan, dan tarian bodoran yang biasanya muncul pada pertunjukan lengger. Kami juga menambahkan sedikit sentuhan keberagaman tampilan wastra batik yang melekat pada kostum karnaval,” kata dia.
Rianto menjelaskan, pada masa lalu lengger adalah kreasi para petani sebagai bagian dari ritus kesuburan. Kesenian tersebut, memiliki latar belakang paradigma simbolisasi hukum alam yang serba dua sisi yakni baik – buruk, kebahagian – kesedihan, siang dan malam. Sehingga, ketubuhan penari lengger dalam tradisi kesenian baginya muncul sebagai bentuk personifikasi magis utamanya saat kerasukan indang dan memperlakukannya sebagai dunia meta realistis. Di sisi lain, Ia juga menganggap pertunjukan lengger cukup lama terkukung oleh pakem.
“Melalui pertunjukan Amazing Lengger Festival, saya berusaha melepaskan hal-hal yang bersifat umum sebagai wacana baru terhadap pertunjukan lengger di dalam bingkai tradisi untuk generasi muda saat ini. Artinya, lengger tidak lepas dari daya kreativitasnya yaitu bukan saja sebagai ritus kesuburan, tetapi juga sebagai penanda baru yang sehimpunan irama gerakan, menekankan pesan setiap manusia berhak hidup dalam keberagaman tanpa diskriminasi dan persekusi,” ujarnya.
Tidak hanya seniman lokal saja. Rianto juga menghadirkan senimal asal Spanyol yakni Rodrigo Parejo yang bakal memainkan alat musik flute. Ia pun merasa senang, selain merupakan pertama kali kolaborasi dengan musik tradisional Banyumasan, juga membuatnya memiliki pengalaman yang lebih dalam musik.
“Musiknya lebih dinamis dan rancak, saya juga menyukai nada-nada berkarakter oriental,” kata dia.