Semasa masih jadi Presiden Republik Indonesia, Soeharto dikabarkan sering melakukan ritual mistis di Gunung Selok. Gunung yang ada di Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap itu, menjadi tempat Presiden Soeharto untuk menyepi. Selain itu Gunung Selok dijadikan tempat untuk mendapatkan petunjuk spiritual.
Ceritanya, Soeharto mendarat ke Gunung Selok menggunakan helikopter. Lalu, Soeharto menuju ke Jampe Pitu. Di situlah Soeharto bersemedi, menyepi, dan berkonsentrasi penuh memohon pada Yang Maha Kuasa. Biasanya, Soeharto melakukan ritual di Jambe Pitu pada bulan Suro.
Jadi, di Jambe Pitu itu, adalah tempat untuk bersemedi dan meminta pada Yang Maha Kuasa. Di Jambe Pitu ada Sanggar Pamujan, Sanggar Palereman Kakung, Sanggar Palereman Putri, Sanggar Supersemar. Di tempat itulah laku spiritual Soeharto dilakukan.
Ritual selanjutnya, jika ada wisik maka ke Jambe Lima. Setelahnya, berlanjut ke Goa Rahayu yang gelap. Di Goa Rahayu yang gelap itu akan mengingatkan seseorang akan kematian. Sehingga, diharapkan bisa ingat untuk berbuat baik dalam hidup. Kemudian ke Goa Nagaraja yang memiliki banyak makanan dan benda. Makanan dan benda bisa diambil sesuai dengan keinginan. Kemudian, terakhir diminta menghadap ke laut selatan.
Bukan hanya Soeharto yang datang ke Gunung Selok. Banyak orang yang datang ke Gunung Selok dengan macam niat. Misalnya, ingin cepat kaya, ingin naik pangkat, ingin usaha lancar, ingin dagangan laris.
Ada beberapa ritual lain yang dilakukan Soeharto. Salah satunya adalah berendam di sungai yang memiliki aliran deras. Ritual ini disebut dengan kungkum. Konon ritual tersebut sudah dilakukan Soeharto sejak lama.
Ada tujuan tertentu yang dilakukan oleh mereka yang melakukan kungkum. Misalnya, ingin naik pangkat atau ingin mendapatkan keuntungan berlimpah dalam hal ekonomi.
Referensi
Arwan Tuti Artha: Dunia Spiritual Soeharto
Kedaulatan Rakyat, 9 Desember 1998