
SERAYUNEWS- PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatat debut gemilang saat resmi IPO di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 8 Desember 2025.
Begitu bel perdagangan dibuka pukul 09.00 WIB, harga saham RLCO langsung melesat hingga menyentuh Auto Reject Atas (ARA) dengan kenaikan sekitar 34%.
Lonjakan tersebut menjadikan RLCO sebagai salah satu top gainer pagi ini, menandai tingginya kepercayaan pasar terhadap prospek bisnis perusahaan.
Pergerakan saham emiten baru selalu menjadi sorotan, terutama ketika debutnya berhasil mencuri perhatian pasar.
Fenomena tersebut kembali terlihat saat PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) resmi melantai di BEI dan langsung menorehkan lonjakan harga signifikan.
Berikut Serayunews merangkum informasi ringkas dan informatif dari beberapa sumber, faktor-faktor yang mendorong RLCO menjadi top gainer di hari pertama perdagangan.
Dan mengulas secara lengkap bagaimana IPO RLCO mampu memicu euforia investor melalui kinerja solid, strategi ekspansi, hingga prospek industrinya.
Pada aksi korporasi ini, RLCO melepas 625 juta lembar saham atau 20% dari modal ditempatkan dengan harga Rp168 per saham. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp105 miliar, sehingga kapitalisasi pasar awal perusahaan menyentuh Rp525 miliar.
Perseroan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi dengan kesanggupan penuh.
Pencatatan RLCO sekaligus menjadikannya emiten ke-25 yang IPO di BEI sepanjang tahun 2025, menegaskan tren positif sektor consumer non-cyclicals di pasar modal Indonesia.
Direktur Utama RLCO, Edwin Pranata, menyebutkan bahwa dana IPO akan dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas dan efisiensi operasional.
Sebanyak 56,33% dana dialokasikan sebagai modal kerja, terutama untuk pembelian bahan baku sarang burung walet.
Sementara itu, 43,67% sisanya akan disuntikkan ke anak usaha PT Realfood Winta Asia (RWA) guna memperkuat kapasitas produksi minuman kesehatan, jelly, powder dan produk fungsional lainnya.
Edwin menegaskan bahwa IPO ini merupakan tonggak penting bagi transformasi RLCO dari eksportir komoditas menjadi produsen superfood bernilai tambah tinggi.
Sejak berdiri pada 2014 di Bojonegoro, RLCO berkembang pesat dengan jaringan ekspor yang kini menjangkau Tiongkok, Hong Kong, Amerika Serikat dan sejumlah negara Asia lainnya.
Produk perusahaan mencakup minuman sarang burung walet, kaldu ayam, suplemen kolagen dan varian nutrisi protein yang telah mengantongi sertifikasi penting seperti GACC dan FDA.
Dengan permintaan global yang meningkat terhadap produk kesehatan, RLCO menilai peluang pertumbuhan industri semakin besar dalam jangka panjang.
Sepanjang lima bulan pertama 2025, RLCO mencatat penjualan Rp231,3 miliar, tumbuh 47,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba periode berjalan mencapai Rp14,52 miliar, didorong oleh ekspansi distribusi serta peningkatan permintaan ekspor.
Kapasitas produksi RLCO per Mei 2025 antara lain:
⦁ 32 ton sarang burung walet
⦁ 5,40 juta unit consumer goods jar
⦁ 2,52 juta unit produk jelly
⦁ 1,29 juta unit produk powder
Operasional skala besar ini menunjukkan kesiapan RLCO untuk menopang ekspansi dan pertumbuhan penjualan jangka panjang.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Arifin, menilai bahwa RLCO memiliki fundamental solid dan prospek positif.
Ia mencatat bahwa margin laba bersih perusahaan stabil di kisaran 19% sejak 2023 dan diperkirakan dapat terjaga hingga akhir 2025.
Struktur permodalan juga membaik tajam. Rasio DER RLCO menurun dari:
⦁ 1.172% (2023)
⦁ 880% (2024)
Diproyeksikan hanya 153% (2025). Dengan kondisi ini, ia menilai RLCO berpeluang melanjutkan reli kenaikan saham setidaknya di hari-hari awal perdagangan.
Data perdagangan BEI menunjukkan saham RLCO langsung aktif diperdagangkan dan menempati posisi puncak top gainers sesi pagi.
Kenaikan agresif ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar merespons positif IPO RLCO, terutama karena fundamental yang solid dan fokus ekspansi global yang jelas.