
SERAYUNEWS – Sanggar Tari Dharmoyuwono Purwokerto menggelar pentas seni akhir tahun yang dirangkaikan dengan prosesi wisuda siswa, sebagai bentuk apresiasi sekaligus evaluasi hasil pembelajaran seni tari tradisional Banyumasan.
Kegiatan rutin tahunan ini menjadi puncak proses pendidikan seni yang ditempuh para siswa selama bertahun-tahun.
Pentas seni berlangsung meriah dengan menampilkan berbagai karya tari yang dibawakan oleh siswa dari berbagai jenjang usia, mulai dari kelas dasar hingga kelas terampil.
Penampilan para penari muda tersebut mendapat sambutan antusias dari orang tua, tamu undangan, dan masyarakat yang hadir.
Pimpinan Sanggar Tari Dharmoyuwono, Carlan, S.Sen., menyampaikan bahwa pentas seni akhir tahun memiliki peran penting dalam sistem pembelajaran di sanggar.
“Setiap tahun kami menampilkan tarian dari semua kelas, dari kelas awal sampai kelas akhir. Ini menjadi sarana untuk mengukur sejauh mana materi yang diberikan oleh para guru dapat diserap dan ditampilkan oleh para siswa,” katanya.
Melalui panggung pentas, kemampuan teknik, ekspresi, serta pemahaman nilai-nilai tradisi tari Banyumasan dapat terlihat secara utuh.
Pentas seni tahun ini terasa istimewa dengan adanya prosesi wisuda bagi siswa yang telah menyelesaikan masa pembelajaran. Wisuda di Sanggar Tari Dharmoyuwono bukan sekadar seremoni, melainkan penanda tuntasnya proses latihan seni tari selama lima hingga enam tahun.
“Wisuda ini merupakan batas pembelajaran. Di sanggar kami terdapat tingkat dasar 1 sampai 5. Setelah lulus tingkat 5 atau kelas terampil, siswa diwisuda. Jika ingin melanjutkan ke kelas lanjutan dipersilakan, namun sifatnya sudah tidak wajib,” kata Carlan, S.Sen.
Sanggar Tari Dharmoyuwono berdiri sejak 1979, didirikan oleh almarhum Kamaru Syamsi, dan dikenal sebagai salah satu sanggar tari tertua di Purwokerto yang hingga kini masih aktif melestarikan seni tari tradisional.
Sejak dipimpin oleh Carlan, S.Sen. pada 1994, sanggar ini terus melakukan regenerasi penari serta menjaga mutu pembelajaran seni tari Banyumasan.
Kegiatan pentas seni dan wisuda juga menjadi bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Kami berharap seni tradisi tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata dia.
Meski memiliki sejarah panjang dan reputasi kuat, Sanggar Tari Dharmoyuwono tidak mengandalkan promosi besar-besaran. Kepercayaan masyarakat dibangun melalui kualitas pembelajaran, konsistensi berkarya, dan sistem getok tular.
“Biasanya masyarakat yang melihat pentas seperti ini akan tertarik dan bertanya di mana tempat latihannya. Kami lebih mengandalkan nama besar Dharmoyuwono yang sudah dikenal sejak lama,” kata Carlan, S.Sen.
Melalui pentas seni dan wisuda akhir tahun ini, Sanggar Tari Dharmoyuwono Purwokerto berharap dapat terus menumbuhkan kecintaan generasi muda Banyumas terhadap seni tari tradisional, sekaligus menjaga keberlangsungan budaya lokal di tengah arus perkembangan zaman.