Sedimentasi Waduk Mrica dan Pengembangan Pariwisata Dieng, Jadi Sorotan Anggota DPD RI Saat Kunjungan ke Banjarnegara
Bagikan:

Dalam keunjungannya ke Banjarnegara, Anggota DPD RI, Abdul Kholik, menyerap sejumlah aspirasi dari Banjarnegara. Permasalahan sedimentasi dan perkembangan wisata Dieng, menjadi satu topik dalam pembicaraan di Pendapa Dipayudha Banjarnegara, Selasa (26/7/2022).
Banjarnegara, Serayunews.com
Perlu terus menggalakkan potensi pariwisata khususnya dataran tinggi Dieng. Namun masalah lingkungan dan sedimentasi, juga menjadi permasalahan tersendiri. Sebab, Abdul Kholik, melihat banyak potensi dalam pengembangan pariwisata.
“Kami ingin melihat dan mendapatkan masukan, serta gambaran mengenai potensi daerah dan pengembangan pariwisata di Banjarnegara,” katanya.
Ia mengatakan, Dieng sebagai ikon pariwisata Banjarnegara harus terus ada perkembangan. Ia juga berharap, destinasi wisata tersebut bisa terkoneksi dengan daerah lain agar aksesnya lebih mudah, serta menarik para wisatawan datang.
Ia juga melihat, terdapat ruang kolaborasi untuk membangun keterpaduan dan sinergitas terkait pengembangan pariwisata antara Kabupaten Banjarnegara dengan daerah di sekitarnya.
Dengan memanfaatkan jalur masuk dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dapat memunculkan kolaborasi untuk membuat paket alur wisata dari dari Candi Borobudur, Dieng, Baturaden, hingga destinasi pantai selatan di wilayah Cilacap.
“Jika ada kolaborasi, ini akan menjadi pengalaman yang bagus bagi para wisatawan,” ujarnya.
Selain itu, masalah sedimentasi lumpur yang tertampung di Waduk Mrica juga sangat mengkhawatirkan. Sehingga, perlu penanganan segera. Baginya, kondisi Waduk Mrica ini sudah masuk kepentingan nasional. Oleh karena itu, ia ingin keadaan tersebut bisa menjadi perhatian pemerintah pusat.
Kholik mengaku, siap membantu Pemkab Banjarnegara untuk menjembatani komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat. Hal itu agar penyelamatan waduk mrica bisa menjadi prioritas.
“Upaya-upaya penanganan harus secepatnya, untuk menyelamatkan Waduk Mrica,” katanya.
Sedimentasi
Sementara itu, Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso mengatakan, Waduk Mrica sedimentasinya sudah sangat tinggi. Kondisi air yang ada di bendungan tinggal 17 persen, 83 persen sudah berupa sedimentasi. Menurut para ahli, dengan kondisi seperti itu usia bendungan kemungkinan hanya sampai tahun 2025.
Berbagai dampak akan terjadi, jika bendungan tersebut jebol dan akan membahayakan lingkungan, serta masyarakat di sekitaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
“Tentunya dampaknya akan terasa tidak hanya di Kabupaten Banjarnegara, tetapi juga daerah-daerah di sekitarnya, seperti Wonosobo, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap,” katanya.
Ia juga berharap, adanya kolaborasi dengan pemerintah pusat agar ikut mendorong dan menangani masalah tersebut.