Purwokerto, serayunews.com
Dalam aksi tersebut, sejumlah elemen mahasiswa berusaha masuk ke lingkungan Pendapa Kabupaten Banyumas untuk menemui bupati. Namun, hal tersebut harus terhalang lantaran penjagaan yang ketat oleh aparat. Dalam tuntutan mereka ada evaluasi refleksi tujuh tahun kepemimpinan presiden. Dimana mereka berharap Bupati, Wakil Bupati hingga Ketua DPRD Banyumas ikut mendukung mereka menandatangani surat penyataan.
Rencananya surat yang ditandatangani oleh pimpinan Banyumas tersebut agar disampaikan ke pusat. Namun, harapan mereka harus pupus dan tetap melakukan aksi di depan pendapa.
Menteri Pergerakan BEM Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Wisnu Ludhi mengatakan, ada banyak isu yang mereka bawa, seperti kebebasan sipil yang menurutnya sekarang ini merupakan orde Baru yang paling baru. Kemudian adanya intimidasi dan aksi represif yang dilakukan oleh aparat pemerintah.
“Ada juga sejumlah aksi kekerasan terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh aparat, serta masih adanya pelanggaran HAM berat yang belum terselesaikan,” ujarnya.
Selain itu mahasiswa juga menyoroti lemahnya lembaga anti korupsi yakni adanya kasus pemberhentian 57 pegawai KPK.
Setelah menunggu di depan pendapa, akhirnya mahasiswa ditemui oleh Ketua DPRD Kabupaten Banyumas, dr Budhi Setiawan. Dokter Budhi mengatakan pihaknya akan berusaha menyampaikan aspirasi mahasiswa.
“Kami akan upayakan apa yang menjadi tuntutan adik-adik mahasiswa untuk disampaikan ke pemerintah pusat,” ujar dia.