Kroya, serayunews.com
Mereka yang banyak memilih bertahan di tanggul sungai yakni warga Dusun Karag Desa Gentasari, di antaranya yang tinggal di RT 9 dan RT12. Di sana ada sekitar 300 warga yang terdampak dan sebagian besar mendirikan tenda pengungsian di tanggul Sungai Tipar.
Menurut warga, ada sejumlah alasan mereka bertahan di tanggul sungai. Soalnya, selain dekat dengan rumah, juga banyak sejumlah barang harta berda yang diselamatkan di tanggul seperti hewan ternak, padi, hingga sepeda motor.
Selain itu, lokasi pengungsian yang ada dan di fasilitasi pemerintah desa dirasa jauh, sehingga mereka enggan mengungsi dan memilih bertahan di tanggul sungai.
“Kita sudah biasa mengungsi di tanggul karena dekat rumah, jadi nggak jauh bolak balik cek rumah, kita bertahan di tanggul sama keluarga dan warga lain,” ujar Elis, salah satu pengungsi saat ditemui, Minggu (9/10/2022).
Adapun pengungsian di tanggul sungai, warga mendirikan tenda darurat dengan alas seadanya, lokasi tenda berada di sepanjang sisi sungai dekat jembatan setempat. Dengan kondisi ini, berbagai penyakit pun mulai menjangkit.
“Ya biasa, banyak yang terserang gatal-gatal, ada juga yang pusing, terutama yang sudah lanjut usia,” ujarnya.
Kepala Desa Gentasari Budi Harsono mengatakan, untuk memastikan kesehatan warganya yang terdampak banjir, pihaknya berkerjasama dengan Dinas Kesehatan menggelar pemeriksaan kesehatan dan pengobatan di tempat pengungsian yaitu di MI Muhammadiyah Gentasari.
“Kita bekerja sama dengan tim kesehatan menggelar pemeriksaan kesehatan bagi warga, karena mulai banyak yang mengeluh gatal-gatal. Kalau warga yang mengungsi di tanggul kita antar jemput dengan perahu, yang tidak bisa ke sini kita antar obatnya,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Kroya Budi Narimo mengatakan, bahwa di wilayah Kecamatan Kroya ada ada empat desa yang terdampak banjir yakni Desa Mujur Lor, Gentasari, Mujur dan Sikampuh. Dari empat desa tersebut ada dua desa yang mengungsi.
“Dua desa masyarakatnya yang mengungsi di Gentasari dan Mujur. Kalau di Desa Gentasari terbanyak di Dusun Karag, lokasi pengungsian di tanggul sungai 320 jiwa dan MI Muhammadiyah 127 jiwa, sedangkan Mujur mengungsinya di tempat saudara,” ujarnya saat meninjau tempat pengungsian.
Selain itu menurutnya, untuk ketersedian logistik permakanan masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan para penungsi, baik dari anak-anak, dewasa hingga lanjut usia.
“Untuk kondisi air sudah mulai surut yang awalnya Sabtu kemarin di jalan sekitar 70 sentimeter dan dalam rumah 20 sampai 30 sentimeter, tapi melihat kondisi sekarang juga masih mendung, jadi yang mengungsi masih bertahan belum kembali,” ujarnya.
Sedangkan untuk penyebab banjir, menurutnya disebabkan adanya cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi yang terjadi diseluruh wilayah termasuk Cilacap, serta pendangkalan Sungai Tipar.
“Info BMKG ada cuaca ekstrem di beberapa wilayah teramasuk Cilacap, dapat kiriman air dari Banyumas, kemudian solusi normalisasi Sungai Tipar sudah kita usulkan 2021, namun kondisi Covid mungkin anggaran terkena rasionaliasasi, informasi terakhir balai besar di tahun 2023 Sungai Tipar ada penanganan normalisasi,” tutupnya.