Kesugihan, serayunews.com
Setibanya di rumah tempat tinggalnya, Arif Hidayat disambut haru bahagia keluarga dan kerabat yang sudah menunggu kedatangannya, Selasa (23/06) malam. Arif berulangkali ucapkan rasa syukur karena masih diberi keselamatan dan bisa kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga.
Sebelum pulang ke Cilacap, Arif Sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Taiwan selama tiga bulan, kemudian dirawat empat bulan lebih di Rumah Sakit Polri Jakarta.
Arif yang bekerja sebagai tukang las ini berangkat ke Tiwan sejak 2018 lalu. Ia bekerja sebagai tukang las (Welder). Saat terjadi kecelakaan kerja, dirinya menceritakan peristiwa itu terjadi pada 16 Oktober 2020, dimana ia sedang melakukakan pengelasan dan pengecatan pada sebuah cerobong.
Menurutnya, karena bau tinner yang cukup tajam membuat dirinya pingsan, kemudian terjadi kebakaran di ruangan tersebut.
“Saat saya sedang ngecat di sebuah ruangan, saat itu menggunakan tinner, baunya sangat menyengat sampai saya pingsan, sadar-sadar saya di pinggir mobil, sudah dikeluarin, posisi saya gini kaku,” ujar Arif yang alami luka bakar di seluruh tubuh hingga wajahnya.
Setelah berhasil dievakuasi, Arif dilarikan ke rumah sakit setempat dan mendapat perawatan intensif serta di beri rumuan obat tradisional.
“Selama setengah jam saya dimandiin pakai bubuk kuning dan arak. Kemudian saya dibawa ke rumah sakit, setelah itu saya tidak sadar, setengah bulan koma,” katanya.
Arif juga bersyukur setelah insiden kejadian, selama perawatan hingga hingga kelulangannya mendapat dukungan dan lendampingan dari sejumlah pihak lebaga maupun kominitas seperti Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), GSC, DPC PKB Cilacap dan Garda BMI.
Arif bersyukur paska kejadian dan selama perawatan mendapatkan dukungan dan pendampingan dari sejumlah lembaga dan komunitas, mulai dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), GSC, DPC PKB Cilacap dan juga Garda BMI
“Saya berterimakasih kepada teman-teman, baik sessama TKI di Taiwan dan di Indonesia yang sudah membantu saya, saya berpesan kepada teman yang disana agar selalu hati-hati dalam bekerja,” ujarnya.
Sementara itu, UPT BP2MI Jakarta Sri Wahyudo meyampaikan, semua biaya ditanggung pihaknya selama perawatan di Indonesia termasuk rawat jalannya.
“Selama perawatan, dari masuk rumah sakit sampai pulang ke rumah ditanggung BP2MI,” ujarnya.
Sedangkan menurut tim fasilitator pemulangan Arif dari DPC PKB Cilacap Amir Mustofa Zuhdi Menyampaikan, bahwa selain Arif masih ada BMI Cilacap lain yang menghadapi masalah di luar negeri.
“Kami masih mengumpulkan data-data lain yang diperlukan untuk membantu mereka yang membutuhkan pendampingan,” ujarnya.
Sementara berdasar data P4TKI menyebutkan sedikitnya ada 11 kasus yang dialami para pekerja migran asal Cilacap dimulai dari dokumen ditahan, gaji tidak dibayar, overchanging, BMI meninggal dunia, BMI Sakit dan BMI dipulangkan.