SERAYUNEWS-Pembangunan Pasar Kroya, Kabupaten Cilacap sempat terhenti beberapa pekan karena soal anggaran di pusat yang belum sepenuhnya cair. Untuk mencapai progres, pihak kontraktor pun diminta segera melanjutkan pembangunan dan mencari pembiayaan lain.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (DPKUKM) Kabupaten Cilacap, Ardana Galuh menyampaikan, bahwa kendala anggaran yang belum sepenuhnya turun dikarenakan ada perubahan nomenklatur di tingkat Kementerian PUPR yang kini telah dipecah.
“Kemarin ada kendala di anggaran cash flow, jadi kementerian sekarang ada perubahan nomenklatur yang tadinya PUPR, sekarang PU sendiri PR sendiri, di sana masih ada penyusunan pejabatnya,” ujarnya, Senin (3/2/2025).
“Anggaran Pasar Kroya dari anggaran PUPR yang ada di Balai Pelaksana Permukiman Wilayah (BPPW) Jateng, sementara pejabatnya belum ada karena perubahan nomenklatur, anggaran itu masih dikunci di Kementerian Keuangan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Galuh menyampaikan, bahwa hingga kini capaian pekerjaan Pasar Kroya baru mencapai 32,98 persen, namun untuk pencairan dana baru 29 persen.
“Artinya penyedia masih berhak mengajukan pencairan termin, tapi karena anggaran masih dikunci jadi belum bisa, akhirnya sementara terhenti,” imbuhnya.
Kendati demikian, Galuh menyebut, bahwa hal ini sudah ditindaklanjuti oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) di BPPW yang telah menyampaikan kepada kontraktornya dalam hal ini PT. Lince Romauli Raya untuk mencari pembiayaan yang lain, sehingga tidak cuma mengandalkan termin.
“Dari kontraktor sedang mengupayakan informasinya sudah dapat sumber pembiayaan. Informasi per hari kemarin sudah mulai masuk aktivitas beberapa pekerja di lapangan, cuma belum bisa optimal karena cash flow-nya belum normal,” ungkapnya.
Galuh menyebut, dari peninjauan di lapangan, sejumlah pekerja sudah mulai beraktivitas di Pasar Kroya, namun baru sebatas pekerjaan ringan saja, seperti pembongkaran scaffolding. Sementara itu, untuk progres pembangunan menurutnya sudah pada pekerjaan lantai 3, tinggal menunggu tahap pengecoran.
“Kita sudah cek ke lapangan, ada aktivitas ringan beberapa pekerja saja, tadinya kan ratusan pekerjanya, dan saat mulai lagi ada sekitar 10 pekerja,” tuturnya.
Sedangkan terkait dengan anggaran yang dikunci di Kemenkeu, Galuh memperkirakan kemungkinan anggaran bisa turun pada awal bulan Maret 2025.
“Informasi, kemungkinan paling cepat di awal Maret, tapi sembari menunggu ini ditekankan ke kontraktornya supaya ada pembiayaan mekanisme yang lain dari dia sendiri supaya ada progres,” tandasnya.
Diketahui, Pasar Kroya mengalami insiden terbakar hebat pada Desember 2021 silam. Akibat kejadian ini, ratusan kios ludes terbakar, dan para pedagang hingga saat ini menempati pasar darurat di Terminal Karangmangu Kroya.
Dengan kucuran anggaran dari pemerintah sekitar Rp67 miliar, Pasar Kroya akan dibangun berstandar nasional yang dapat menampung ratusan pedagang. Pembangunan yang dimulai sejak September 2024 ditarget selesai pada Juni 2025.