Purwokerto, serayunews.com
Ketua Paguyuban Pelestari Terowongan Tirta Pala, Agus Triono mengatakan, terowongan yang merupakan saluran air ini cukup bersejarah.
Berwisata dengan menyusuri terowongan sepanjang 550 meter ini, kata dia, bakal menghadirkan sensasi caving dan sangat menantang.
“Untuk menyusuri terowongan atau caving ini, membutuhkan guide, ada SOP yang diberlakukan dan per orang dikenakan biaya Rp 150 ribu. Para pengunjung akan dapat fasilitas senter kepala, air mineral, makan siang, dan menelusuri terowongan sepanjang 550 meter,” ujar dia.
Pria yang akrab disapa Yono ini, menceritakan sekilas sejarah Terowongan Tirta Pala. Terowongan air itu dibangun tahun 1949 hingga 1956 dan dikerjakan secara manual dengan alat seadanya oleh delapan orang wrga Desa Kalisalak, Windujaya, dan Baseh Kecamatan Kedungbanteng.
Sampai sekarang, air yang dialirkan melalui terowongan tersebut masih digunakan untuk mengaliri lahan warga di enam desa di wilayah Kecamatan Kedungbanteng.
Meski terowongan tersebut tidak terlalu besar, para pengunjung tidak perlu khawatir karena dipandu guide yang sudah hafal betul kondisi dan medannya.
Kamu yang ingin mencoba sensasi caving di Terowongan Tirta Pala, bisa menuju lokasi melewati beberapa jalur pilihan. Dari arah Purwokerto kamu bisa menuju ke wilayah Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden kemudian ke Desa Melung, Kecamatan Kendunbanteng sejauh 7 kilometer.
Jika dari arah Kecamatan Karanglewas, kamu akan menempuh jarak sejauh 14 kilometer melalui Desa Peninis, kemudian ke Desa Kalisalak, Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng hingga sampai di Komplek Curug Gomblang.(san)