SERAYUNEWS – Sebagai langkah memperkuat mitigasi dan penanggulangan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas resmi membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
Forum ini menjadi wadah kolaboratif antara pemerintah dan berbagai unsur masyarakat, termasuk akademisi, PMI, Pramuka, Begana, PWI, serta sejumlah organisasi lainnya.
Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, mengatakan forum ini diberi nama Smart Krisna yang merupakan singkatan dari kolaborasi unsur kebencanaan di Banyumas.
Forum ini sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko bencana yang berfokus pada deteksi dini dan minimalisasi dampak bencana.
“Forum ini untuk mendeteksi kondisi pra-bencana secara dini dan meminimalisasi risiko serta dampaknya. Baik korban jiwa maupun kerugian material,” ujar Budi, Jumat (9/5/2025).
Pembentukan FPRB tidak hanya berlangsung di tingkat kabupaten. BPBD berencana memperluas forum ini hingga ke tingkat kecamatan, kelurahan, dan desa. Hal ini untuk mendorong keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dalam pengurangan risiko bencana.
“Ini merupakan bagian dari strategi jangka menengah dan panjang BPBD Banyumas,” katanya.
Menurut Budi, pembentukan FPRB dilatarbelakangi oleh sejumlah isu strategis yang masih menjadi tantangan dalam penanganan bencana, di antaranya:
Untuk itu, forum ini mengusung konsep hexahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, media, dan komunitas.
Dengan terbentuknya Smart Krisna, BPBD Banyumas berharap sistem penanggulangan bencana di wilayahnya semakin tangguh, responsif, dan terintegrasi.