SERAYUNEWS – Kabar mengejutkan datang dari Danantara. Masyarakat Indonesia terus mencari informasi siapa Thaksin Shinawatra?
Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra, ditunjuk menjadi salah satu Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara.
Keputusan ini diumumkan oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani, pada Senin (24/3) lalu. Penunjukan ini sontak mengundang perhatian, mengingat Thaksin merupakan sosok kontroversial dalam sejarah politik Thailand.
Pembentukan Danantara sendiri telah menyita perhatian publik. Apalagi saat ini, ada beberapa orang luar yang dipilih untuk menjadi bagian dari Danantara.
Salah satunya adalah mantan PM Thailand. Thaksin Shinawatra lahir pada tahun 1948 di Chiang Mai, Thailand.
Ia memulai kariernya sebagai polisi dan menerima beasiswa dari pemerintah Thailand untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat.
Pada tahun 1973, ia meraih gelar master dalam bidang peradilan pidana di AS sebelum kembali ke Thailand dan memulai karier bisnisnya.
Pada akhir 1980-an, Thaksin mendirikan Shin Corp, sebuah perusahaan telekomunikasi yang berkembang pesat menjadi salah satu raksasa industri di Thailand. Namun, ambisinya tidak berhenti di dunia bisnis.
Pada 1998, ia mendirikan partai politik Thai Rak Thai (TRT) yang kemudian membawanya ke kursi Perdana Menteri Thailand pada 2001.
Sebagai Perdana Menteri, Thaksin merancang berbagai kebijakan yang menarik simpati rakyat, terutama di pedesaan.
Program-programnya, seperti perawatan kesehatan universal dan pinjaman mikro untuk usaha kecil, membuatnya semakin populer. Namun, kepemimpinannya juga diwarnai berbagai kontroversi.
Pada 2003, pemerintahannya mendapat kritik tajam akibat operasi pemberantasan narkoba yang menyebabkan kematian lebih dari 2.500 orang.
Selain itu, komisi pengawas korupsi menemukan bahwa Thaksin gagal melaporkan seluruh harta kekayaannya, yang semakin memperkeruh situasi politik.
Ketegangan semakin meningkat ketika keluarganya menjual saham perusahaan senilai US$ 1,9 miliar (sekitar Rp 31,5 triliun) kepada investor asing tanpa membayar pajak. Hal ini memicu gelombang protes besar-besaran di Thailand.
Pada 2006, militer Thailand mengambil alih kekuasaan melalui kudeta saat Thaksin berada di luar negeri.
Pasca-kudeta, ia menghadapi berbagai tuduhan korupsi yang berujung pada vonis bersalah dari Mahkamah Agung Thailand pada 2008.
Menghindari hukuman penjara, Thaksin memilih mengasingkan diri ke Dubai dan London selama lebih dari satu dekade.
Pada 2023, Thaksin kembali ke Thailand dan segera ditangkap terkait kasus korupsinya. Namun, tidak lama setelah penahanannya, ia dipindahkan ke rumah sakit karena keluhan kesehatan.
Akhirnya, hukumannya ditangguhkan, yang membuatnya kembali aktif dalam dunia politik dan bisnis.
Penunjukan Thaksin Shinawatra sebagai Dewan Penasihat Danantara mengundang berbagai spekulasi.
Sebagai tokoh dengan pengalaman panjang dalam pemerintahan dan bisnis, kehadirannya berpotensi memberikan masukan strategis bagi pengelolaan investasi di Indonesia.
Namun, mengingat rekam jejak kontroversialnya, keputusan ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap citra Danantara dan Indonesia di mata dunia.
Bagaimana pengaruh Thaksin terhadap kebijakan Danantara ke depan? Semua ini masih menjadi tanda tanya yang menarik untuk terus diikuti perkembangannya.
Itulah sekilas profil mantan PM Thailand yang masuk ke Danantara dengan latar belakang yang kontroversi.
***