Cilacap, serayunews.com
Tujuh BEM kampus yang bersinergi dengan Polres Cilacap adalah BEM STIE Muhammadiyah Cilacap, BEM Universitas Al-Irsyad Cilacap, BEM Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap, BEM Politeknik Negeri Cilacap, BEM STIKIP, BEM AKPER SERULINGMAS, dan BEM Sekolah Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri.
Adapun bantuan sosial berupa paket sembako diberikan Kapolres Cilacap AKBP Eko Widiantoro bersama jajarannya dan perwakilan BEM dari tujuh Kampus Cilacap kepada masyarakat terdampak kenaikan BBM di antaranya pelaku usaha jasa transportasi yang biasa mangkal di kompleks Terminal Banga Mbangun Desa Cilacap, Jumat (9/9/2022).
Mereka yang menerima bantuan di antaranya dari kalangan sopir angkot, tukang becak, driver ojek konvensional dan ojek online. Selain itu, sekitar 500 paket sembako juga dibagikan di sejumlah titik dengan menyasar buruh pasar, buruh bangunan, buruh pabrik, nelayan, tukang parkir dan pemulung.
“Hari ini kami membagikan 500 paket, dan nanti masih ada bantuan bantuan yang lain yang akan kami alokasikan kepada warga yang membutuhkan,” ujar Kapolres usai menyerahkan bantuan di terminal Cilacap.
Kapolres menyampaikan bahwa bantuan sosial ini, dalam rangka meringankan beban ekonomi masyarakat pasca kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Pembagian paket Sembako ini dilakukan di 31 lokasi terdiri dari 7 lokasi di wilayah Kota Cilacap dan 24 Polsek jajaran yang ada di Cilacap yang disalurkan oleh para Kapolsek dan Bhabinkamtibmas.
Kapolres mengajak masyarakat Kabupaten Cilacap untuk tetap tenang dan mendukung kebijakan pemerintah demi kemakmuran rakyat.
“Pemerintah tentunya memikirkan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu mari kita dukung dengan cara tidak panik dan tidak terprovokasi dengan ajakan yang dapat merusak ketenangan dan keamanan di Kabupaten Cilacap,” ujarnya.
Salah satu penerima bantuan Wiyarno asal Cilacap Utara yang berprofesi sebagai tukang becak mengatakan, bahwa adanya bantuan sosial sembako membantu meringankan beban ekonominya, soalnya sejak kenaikan BBM ia mengurangi pengeluaran karena harga kebutuhan pokok mulai naik.
“Ini narik juga lagi sepi, kadang dapat kadang kosong, dapat bantuan ya ikut senang jadi ringan pengeluarannya, apalagi harga-harga sudah mulai naik, kita orang kecil serba bingung,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Eko Suwarno yang bekerja sebagai sopir angkot. Ia pun senang mendapat bansos, namun ia berharap ada perhatian lebih terutama belum adanya penyesuaian tarif angkutannya pasca kenaikan hatga BBM.
“Kenaikan BBM otomatis dampaknya ada, penghasilan jadi berkurang karena buat tambahan BBM, sekarang cari keuntungan 50 ribu pun susah. kita belum berani menikkan tarif karena belum ada aturannya,” ujarnya.