SERAYUNEWS – Masyarakat di minta untuk tetap tenang dan tidak berlebihan, menyikapi status Gunung Slamet yang berada pada level II (waspada). Khawatirnya, hal tersebut akan berdampak pada kunjungan wisata di Banyumas, khususnya Baturraden.
Hal tersebut sudah pernah terjadi, saat status Gunung Slamet naik pada tahun 2014 silam. Naiknya aktivitas vulkanik gunung dengan dengan ketinggian 3.428 mdpl itu, berdampak pada turunnya kunjungan wisatawan.
Sutrisno, Owner Baturraden Paradise Tour mengatakan, kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Slamet sudah biasa terjadi. Hal itu merupakan siklus lima tahunan. Masyarakat mengamati fenomena itu, terjadi setiap akan berlangsung Pemilu.
“Hampir setiap Pemilu itu terjadi seperti ini, tapi Alhamdulillah tetap aman-aman saja. Bahkan dulu, pernah yang sampai ‘batuk-batuk’ tapi Baturraden aman,” katanya, Jumat (27/10/2023).
Masyarakat di minta untuk tidak panik dan bereaksi berlebihan, apalagi sampai latah menyebarkan informasi yang membuat khawatir. Terlebih, informasi tersebut tidak terjamin kebenarannya.
“Ketika informasi yang tersebar itu mengkhawatirkan, maka dampaknya orang akan berwisata ke sini (Baturraden, red) juga takut. Objek wisata, pedagang dan hotel, para biro wisata juga sepi, dampaknya akan luas,” katanya.
Pemilik Baturraden Adventure Forest (BAF) Bilwan mengatakan, harusnya masyarakat lebih pintar menyikapi status Gunung Slamet. Sehingga tidak terjadi seperti tahun 2014, wisatawan takut untuk datang ke Baturraden atau Banyumas.
“Kita (Pemda, BNPB, Perhutani, pelaku wisata, masyarakat Banyumas dan sekitarnya, red) sekarang sudah lebih pintar menyikapi status Gunung Slamet,” katanya.
Peristiwa Gunung Slamet ‘batuk-batuk’ ini, sudah sering. Bahkan masyarakat petani sekitar lereng, bersyukur karena tanaman makin subur.
“Yang kita perlu hati-hati, jangan lagi ada drama seperti 2014. kita ikuti masyarakat petani lereng saja dengan syukuran,” katanya.
Sudah lebih dari sepekan, aktivitas vulkanik Gunung Slamet naik dari level I (normal) ke level II (waspada). Pantauan pada Kamis (26/10/2023) oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung api Slamet, mencatat cuaca cerah, berawan, dan mendung. Angin bertiup lemah hingga kencang, ke arah selatan. Suhu udara 21.3-30.9 °C dan kelembaban udara 49-73 %.
Secara visual, gunung terlihat jelas hingga kabut. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih, dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi 50 m di atas puncak kawah.
Kegempaan, Tremor Harmonik 7 kali, Amplitudo : 4-8 mm, Durasi : 52-448 detik. Tektonik jauh jumlah : 1, Amplitudo : 4 mm, S-P : 17.4 detik, Durasi : 73 detik. Tremor Menerus (Microtremor), terekam dengan amplitudo 0.5-6 mm (dominan 2 mm).
“Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 1km dari kawah puncak Gunung Slamet,” kata Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho.