SERAYUNEWS – Beberapa hari belakangan, suhu udara di Purwokerto cukup panas. Banyak yang mengaitkannya dengan status Gunung Slamet karena saat ini berstatus level II atau waspada.
Kepala BPBD Banyumas, Budi Nugroho menyampaikan, berdasarkan pengamatan KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Slamet, status Gunung Slamet masih sama.
Gunung Slamet masih terpantau stabil, dengan beberapa tanda-tanda kegempaan yang masih kerap terjadi.
Kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet bervariasi, dengan suhu udara antara 21.8 hingga 30.2 derajat Celsius dan kelembaban 55 hingga 80 persen.
“Pada periode pengamatan, tercatat 8 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-4 mm dan durasi 8-16 detik. Serta 1 gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4 mm selama 11 detik,” kata Budi, Minggu (06/10/2024).
Budi mengimbau masyarakat dan wisatawan, untuk mematuhi larangan dari pihak PVMBG dengan tidak mendekati area kawah dalam radius 2 kilometer, mengingat potensi bahaya yang masih ada.
“Gunung Slamet masih menunjukkan aktivitas vulkanik rendah, tremor menerus dengan amplitudo dominan 0.5 mm masih terjadi, dan status Waspada tetap bertahan. Maka warga dan pengunjung harus menjaga jarak aman,” kata dia.
Terpisah, Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Teguh Wardoyo menjelaskan, terkait suhu udara yang panas, hal itu karena gerak semu matahari.
“Kenaikan suhu ini karena peredaran semu matahari. Saat ini matahari berada di belahan bumi selatan. Sehingga suhu di wilayah ini cenderung lebih panas. Ini adalah fenomena alam yang rutin terjadi,” kata Teguh.
Teguh mengatakan, pihaknya mencatat suhu panas di bulan September-Oktober ini masih kategori normal. Di kisaran 31-32 derajat celcius.
“Suhu panas, tetapi masih kategori Normal. Catatan kami di bulan Oktober 2016 pernah mencapai suhu 34 derajat Celcius,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa peningkatan suhu ini merupakan bagian dari transisi musim kemarau ke musim penghujan. Jadi kenaikan suhu ini, tidak ada hubungannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Slamet, melainkan fenomena alam tahunan.