SERAYUNEWS – Isu kedisiplinan dan tekanan kerja dalam tubuh kepolisian menjadi fokus utama dalam pertemuan Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Irjen Pol Dr. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si., dengan jajaran personel Polres Manggarai Barat dan Brimob Batalyon B Pelopor.
Dalam kunjungan kerjanya ke Labuan Bajo, Kamis siang (31 Juli 2025), Irjen Rudi menyampaikan keprihatinannya terhadap sejumlah tantangan internal yang dihadapi anggota di lapangan, mulai dari etika pelayanan hingga kesehatan mental.
Pertemuan berlangsung di Aula Kemala Bhayangkari dan dihadiri oleh sejumlah pejabat utama Polda NTT, di antaranya Ketua Bhayangkari Daerah NTT Ny. Villy Rudi Darmoko, Dirpolairud Kombes Pol Irwan Deffi Nasution, Dirreskrimsus Kombes Pol Hans Rachmatulloh Irawan, serta Kapolres Manggarai Barat AKBP Christian Kadang.
Dalam sambutannya, Irjen Rudi menegaskan bahwa profesionalisme dalam menjalankan tugas harus sejalan dengan integritas pribadi setiap anggota. Ia menyebut Polres Manggarai Barat sebagai lokasi pertama kunjungannya karena wilayah ini dinilai memiliki beban kerja yang tinggi, mengingat statusnya sebagai kawasan pariwisata super premium.
“Polres Manggarai Barat ini menjadi pilihan pertama saya untuk kunjungan kerja, dan saya mendengar langsung laporan kinerja luar biasa dari Kapolres. Namun saya ingatkan, sebagai aparat negara, kita tidak boleh lengah. Pelanggaran sekecil apa pun tidak bisa ditoleransi,” ujar Irjen Rudi dengan tegas.
Ia menyoroti perlunya setiap anggota menjaga citra institusi di tengah meningkatnya sorotan masyarakat terhadap kinerja kepolisian, terutama pasca sejumlah kasus yang mencoreng nama baik institusi di wilayah hukum Polda NTT.
“Kalau ada yang menyakiti masyarakat, saya tidak segan memberikan tindakan tegas hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Kita hadir di tengah masyarakat untuk melindungi, mengayomi, dan melayani, bukan sebaliknya,” tandasnya.
Salah satu sorotan penting dalam pertemuan ini adalah persoalan kesehatan mental anggota. Kapolda NTT secara khusus menghadirkan konselor psikologi, Pak Agus, dalam agenda tatap muka ini.
Konselor tersebut memperkenalkan teknik Emotional Freedom Technique (EFT), atau terapi ketukan, sebagai metode praktis untuk meredakan tekanan emosional yang sering dialami anggota di lapangan.
Teknik EFT ini memadukan prinsip akupresur dan terapi psikologi modern, dan dinilai dapat membantu meredakan stres, kecemasan, bahkan trauma kerja yang kerap dialami personel di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak hanya fisik, tapi kesehatan mental personel juga terjaga, sehingga mereka bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” kata Irjen Rudi Darmoko dalam penjelasannya mengenai program pendampingan ini.
Program ini merupakan inisiatif baru yang mulai diimplementasikan oleh Polda NTT dan untuk pertama kalinya diterapkan di wilayah Polres Manggarai Barat.
Menjelang akhir acara, suasana pertemuan tetap hangat dan interaktif. Kapolda menyampaikan harapannya agar nilai-nilai disiplin, etika, dan empati selalu menjadi fondasi dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
Ia juga mengingatkan bahwa Labuan Bajo, sebagai destinasi wisata bertaraf internasional, membutuhkan standar pengamanan dan pelayanan publik yang tinggi.
“Labuan Bajo bukan hanya destinasi nasional, tetapi juga etalase Indonesia di mata dunia. Maka, tugas kita di sini memiliki beban moral yang besar,” ujarnya.
Pertemuan ditutup pada pukul 15.00 WITA, dan dinilai bukan sekadar agenda seremonial, melainkan momen konsolidasi penting untuk menegaskan kembali jati diri Polri sebagai pelayan masyarakat yang berintegritas.
Bagi Irjen Rudi Darmoko, membangun tubuh kepolisian yang sehat secara mental dan etis adalah bagian tak terpisahkan dari reformasi internal yang tengah berjalan.***