SERAYUNEWS – Beberapa pihak, saling menyalahkan dan mencari kebenaran atas peristiwa meninggalnya mahasiswa Undip pendaki Gunung Lawu, beberapa waktu lalu.
Kompas Undip, merupakan Komunitas Mesin Pecinta Alam Sejati di program studi Teknik Mesin.
Terkait meninggalnya anggota saat mendaki gunung beberapa waktu lalu, Kompas undip mengeluarkan pernyataan resmi sebagaimana unggahan akun Instagram @komunitas_pendaki_gunung.
Akun tersebut, memuat kronologi sebelum pendaki Gunung Lawu itu meninggal dunia. Melalui unggahan itu, pihak Kompas Undip mengucapkan belasungkawa atas salah satu peserta fun hiking UKM Kompas Undip di Gunung Lawu.
Dengan unggahan itu Kompas Undip berharap, tidak ada lagi pihak yang saling menyalahkan dan mencari kebenaran.
“Berikut kronologinya, semoga tidak ada lagi saling menyalahkan dan mencari kebenaran yang hakiki,” tulis akun @komunitas_pendaki_gunung.
1. Jumat, 23 Juni 2023 petang para peserta yang berjumlah 17 orang berkumpul di basecamp dengan persiapan dan makan malam.
2. Keberangkatan menuju Posko Candi Cetho pukul 19.30 dan sampai pukul 23.00 WIB.
3. Sabtu, 24 Juni 2023 pagi peserta melakukan makan pagi dan memulai pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho. Almarhumah sempat mengalami muntah 1 kali saat hendak menuju pos 1.
4. Pukul 12.30 WIB telah tiba di pos 2 dan melakukan makan siang dan bersiap menuju pos berikutnya.
5. Menuju pos 3, Almarhumah baik-baik saja tanpa keluhan.
6. Tiba di pos 6 pukul 18.15 WIB dengan mendirikan tenda dan berganti pakaian.
7. Keesokan harinya, Minggu 25 Juni 2023 pagi dilanjutkan menuju puncak. Sekitar 200-300 meter, almarhumah muntah dan almarhumah memutuskan kembali ke camp dengan satu teman. 10 meter, kembali muntah.
8. Sampai di camp pukul 08.00 WIB. Sesampainya, almarhumah kembali muntah dan mengeluhkan sesak napas. Kemudian, ia meminum air jahe hangat dan semprotan oksigen hingga kondisi mulai stabil. Kejadian tersebut berulang.
9. Pukul 10.30, teman dari puncak turun ke camp dan meminta bantuan menuju basecamp. Almarhumah kembali sesak hingga persediaan oksigen menipis. Dibantu oleh beberapa orang yang melakukan pertolongan karena mulut korban berbusa dan tanpa respon.
10. Pukul 12.00 WIB, almarhumah di bawa rombongan menggunakan tandu dan bergantian untuk turun ke basecamp.
11. rombongan bertemu regu penyelamat di posko 4 dan almarhumah dibawa ke puskesmas untuk pemeriksaan. Tepat 18.00 WIB korban dinyatakan meninggal dunia karena asam lambung.***