SERAYUNEWS – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menunjukkan komitmen penuh terhadap swasembada pangan dengan mendukung perlombaan panen padi 10 ton per hektare. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PT Saprotan Utama Nusantara di Wonosalam, Demak. Tujuannya jelas: memacu produktivitas hasil panen dan menguji teknik pertanian unggul. Inisiatif ini merupakan strategi penting Pemprov Jateng dalam menghadapi tantangan alih fungsi lahan pertanian di daerah.
Direktur Utama Saprotan Utama Nusantara, Markus Wibowo, menjelaskan alasan di balik lomba panen padi 10 ton per hektare ini. Dengan adanya pendampingan teknik penanaman intensif, diharapkan petani termotivasi untuk secara kolektif meningkatkan produktivitas hasil panen mereka.
Hasil dari lomba ini sungguh fantastis. Dari 105 petani yang berpartisipasi, tiga petani berhasil meraih hasil panen tertinggi hingga 14 ton per hektare. Selain itu, 35 petani lainnya juga mencatatkan hasil panen antara 10 hingga 13 ton per hektare.
Markus menambahkan, sekitar 30% petani yang ikut lomba berhasil mencapai panen padi lebih dari 10 ton per hektare. Ia berharap, metode pendampingan ini bisa terus berlanjut pada tahun 2026. Dengan rata-rata panen padi GKP 10 ton per hektare per musim, Kabupaten Demak berpotensi besar menjadi lumbung pangan di Jateng.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, mengakui bahwa alih fungsi lahan pertanian menjadi tantangan terbesar dalam mencapai swasembada pangan di Jawa Tengah. Oleh karena itu, perlu strategi komprehensif untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi.
Strategi ini mencakup:
Pemprov Jawa Tengah berkomitmen untuk bekerja sama erat dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, dan sektor swasta. Tujuannya adalah menggenjot produktivitas hasil panen. Dengan optimalisasi teknologi pertanian, biaya pengeluaran petani dapat berkurang, sehingga kesejahteraan petani pun meningkat.