SERAYUNEWS – Kabar duka datang dari keluarga jurnalis ternama, Najwa Shihab. Sang suami, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB.
Ibrahim mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta Timur. Informasi wafatnya Ibrahim Assegaf menyebar luas.
Ucapan duka dan doa pun mengalir untuk sosok yang terkenal luas sebagai salah satu pengacara terkemuka di Indonesia.
Ibrahim Assegaf bukanlah nama asing di dunia hukum Tanah Air. Lahir di Surakarta pada 1977, pria yang akrab disapa Baim ini merupakan mitra pendiri firma hukum Assegaf Hamzah & Partners (AHP), salah satu firma hukum paling bergengsi di Indonesia.
Karier hukumnya dimulai sejak akhir 1990-an. Ia sempat bekerja sebagai Associate di Hadiputranto, Hadinoto & Partners antara 1997 hingga 2000.
Tak lama kemudian, ia menjabat sebagai Executive Director di Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) selama tiga tahun, sekaligus menjadi Direktur di hukumonline.com.
Pencapaiannya pada dunia hukum pun tak main-main. Pada 2016, Ibrahim mendapatkan pengakuan internasional sebagai Leading Lawyer oleh publikasi IFLR 1000 dalam kategori Financial & Corporate, Banking and M&A.
Namanya juga tercatat sebagai “Leader in His Field” dalam bidang Banking & Finance versi Chambers Asia Pacific sejak 2016.
Ia kembali meraih penghargaan sebagai Leading Lawyer dari Asialaw Leading Lawyers pada tahun yang sama.
Pada 2021, Ibrahim Assegaf masuk dalam daftar 100 pengacara terbaik di Indonesia versi Asia Business Law Journal, sebuah pencapaian prestisius yang menegaskan pengaruh dan kiprahnya di sektor hukum nasional.
Ibrahim menempuh pendidikan hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tempat di mana ia juga bertemu Najwa Shihab untuk pertama kalinya.
Selepas lulus, ia menjadi peneliti tamu di Harvard Law School, Amerika Serikat pada 2002–2003 dalam program East Asian Legal Studies.
Kemudian, pada 2008–2009, Ibrahim melanjutkan studi S2 di University of Melbourne, Australia. Ia meraih gelar Master of Laws (LLM) dengan beasiswa dari Australian Development Scholarship.
Ibrahim menikah dengan Najwa Shihab pada 11 Oktober 1997. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak. Putra pertamanya bernama Izzat Assegaf.
Sementara anak kedua, Namiyah binti Ibrahim Assegaf, meninggal dunia beberapa jam setelah dilahirkan pada 2011.
Dalam berbagai kesempatan, Najwa Shihab kerap menyebut peran besar suaminya dalam mendukung karier jurnalistiknya.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Ngobrol Asix, Najwa mengenang bagaimana sang suami selalu hadir mendampingi, bahkan rela membawa anak mereka yang masih bayi ke lokasi liputan saat ia bertugas meliput isu besar seperti terorisme dan bencana alam.
Ibrahim dikenal sebagai sosok yang bersahaja, pendiam, namun suportif dan berkomitmen tinggi pada profesi serta keluarganya.
Di sela kesibukan sebagai pengacara, ia juga gemar bersepeda. Aktivitas ini kerap muncul lewat akun Instagram pribadinya @issasegaf.
Menurut informasi yang beredar, suami Najwa Shihab meninggal akibat stroke dan pendarahan otak.
Jenazah Ibrahim disemayamkan pada rumah duka yang beralamat di Jl. Jeruk Purut No. 8–9, RT 004/RW 003, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tahlil dan doa bersama mulai dilangsungkan pada malam hari setelah kepergiannya. Rencana pemakaman berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 pukul 10.00 WIB di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Dalam pesan resmi yang beredar, pihak keluarga memohon doa dan keikhlasan untuk memaafkan segala kesalahan almarhum semasa hidup.
“Mohon dimaafkan segala kesalahan semasa hidupnya dan semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah yang Maha Pengasih dan Pemberi Kasih. Aamiin ya Rabbal ‘alamin,” demikian bunyi pernyataan keluarga.
Kepergian Ibrahim Assegaf menjadi kehilangan besar, tidak hanya bagi Najwa Shihab dan keluarga, tetapi juga bagi dunia hukum dan media di Indonesia.
Sosoknya yang berdedikasi tinggi, integritasnya dalam praktik hukum, serta perannya dalam mengembangkan advokasi publik dan media hukum akan terus dikenang.***