SERAYUNEWS- Suhu udara dingin di wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, sangat terasa belakangan ini terutama di malam dan pagi hari. BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap mencatat, suhu udara minimum di Cilacap saat ini mencapai 19.4⁰C.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo menyampaikan, hasil pengamatan suhu udara minimum, Selasa (13/8/2024) tercatat 19.4 °C. Sementara di Bandara Tunggul Wulung dan suhu udara minimum di Cilacap Kota 20,4°C .
“Beberapa hari lalu suhu udara hari ini, jauh lebih dingin. Rata-rata suhu minimum beberapa hari yang lalu adalah di kisaran 23°C. Sebagai catatan, untuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan tentu suhu udara akan lebih dingin dari pada suhu di wilayah pesisir. Laju penurunan suhu udara adalah 0,5°C per kenaikan 100 m ketinggian tempat,” ujarnya.
Meski demikian, suhu 19,4°C yang tercatat di Pos pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung Cilacap belum menyamai rekor paling minimum selama kurun waktu 45 tahun.
Data statistik suhu minimum yang tekumpul mulai tahun 1975 sampai akhir Juli 2024 ini, suhu paling minimum pernah terjadi 14 Agustus 1994, tercatat 17,4°C. Pada saat itu suhu maximum hanya 25,8°C dan rata – ratanya 22,9°C.
Selisih suhu udara paling minimum tahun 1994, masih terpaut 2°C. Artinya bahwa kejadian suhu udara dingin di Cilacap, belum lebih dingin dari kejadian tahun 1994.
Sementara itu, berdasarkan prakiraan Stasiun Klimatologi Semarang, puncak musim kemarau di Jateng Selatan dan sekitarnya secara umum akan terjadi pada Agustus 2024.
“Demikian pula dengan suhu udara minimum di malam dan pagi hari, perkiraan akan bertambah dingin. Memberikan indikasi bahwa kejadian suhu dingin ini, masih akan berlangsung hingga akhir Agustus bahkan awal September 2024,” terangnya.
Kejadian suhu dingin ini perkiraan akan normal, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Munculnya kabut di pagi hari pada saat musim kemarau, merupakan sesuatu yang wajar dan lazim terjadi. Kemunculan kabut ini, juga menambah dingin suhu udara di wilayah Cilacap.
Teguh menambahkan, suhu udara dingin pada musim kemarau ini karena adanya pergerakan massa udara dari Australia yang membawa massa udara dingin dan kering.
“Tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi, tidak tertahan oleh awan langsung terbuang dan hilang ke angkasa. Sehingga di siang hari juga terasa menyengat,” ujarnya.