SERAYUNEWS– Tidak hanya berhadapan dengan kobaran api, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) kini juga menjadi garda terdepan dalam penyelamatan hewan liar yang membahayakan masyarakat.
Tugas ini penuh risiko—bahkan tak jarang membuat mereka harus terkena sengatan lebah hingga gigitan monyet liar.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Satpol PP Kabupaten Banyumas, Andaru Budilaksono, menceritakan hal tersebut, Senin (19/5/2025).
Andaru menjelaskan bahwa sejak Januari 2025 hingga pertengahan Mei, pihaknya telah menangani 493 kasus penyelamatan. Mayoritas berupa evakuasi dan pemusnahan sarang tawon.
“Sarang tawon sehari bisa dua sampai tiga penanganan. Penanganannya kami lakukan pada malam hari karena tawon sudah kembali ke sarangnya,” jelas Andaru.
Menurutnya, jika evakuasi dilakukan siang hari, tawon yang pulang ke sarang bisa menjadi agresif dan membahayakan warga sekitar.
Ada dua metode yang petugas gunakan untuk menangani sarang tawon:
Jika sarang sulit terjangkau, mereka membakarnya langsung. Kalau memungkinkan, petugas menggunakan busa dan pertalite yang mereka sumbatkan ke pintu masuk sarang.
Meski menggunakan alat pelindung lengkap, sengatan tetap tak bisa terhindarkan.
“Sudah pakai WPB, tetap kecolongan. Tidak setiap kali tersengat, tapi pasti ada saja,” katanya.
Salah satu kejadian yang cukup mengkhawatirkan adalah saat seorang anggota Damkar gigitan monyet liar saat proses evakuasi dan harus dapat perawatan di RSUD Margono.
“Karena memang hewan liar, kami harus tangani secara hati-hati. Tapi tetap saja ada risiko,” jelasnya.
Beruntung, dalam kasus evakuasi ular, sejauh ini tidak ada petugas yang terluka. Hal ini karena peralatan evakuasi ular paling lengkap dan memadai.
Dengan berbagai bahaya tersebut, Andaru menegaskan bahwa para petugasnya tetap semangat.
“Personel kami tidak pernah mengeluh. Kami sadar bahwa semua ini demi keselamatan masyarakat maupun hewan itu sendiri,” ucapnya.
Sebagian hewan hasil evakuasi, terutama yang sulit pelepasliarannya karena kehilangan habitat, kini ada di mini zoo Damkar Banyumas, seperti ular kobra dan monyet.
Tempat ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi anak-anak sekolah yang berkunjung ke markas Damkar.
“Seperti monyet yang kami evakuasi dari salah seorang warga. Karena pemiliknya menolak mengambil kembali, akhirnya kami rawat di mini zoo,” kata Andaru.