BerandaAdvertorialSulap Buah Nipah Jadi Bioethanol, Pertamina Berdayakan Warga Kampung Laut

Sulap Buah Nipah Jadi Bioethanol, Pertamina Berdayakan Warga Kampung Laut

Cilacap, Serayunews.com – Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap bersama Politeknik Negeri Cilacap (PNC) menginisiasi pemanfaatan Pohon Nipah sebagai bahan dasar bioetanol dan hand sanitizer. Pemanfaatan Nipah yang selama ini dikenal sebagai tanaman pengganggu bagi pohon mangrove ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan bagi masyarakat Desa Ujung Alang di area Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap (Kolak Sekancil), Kampung Laut, Rabu (26/8/2020).

Unit Manager Cimmunucation, Relations & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan menyebutkan pelatihan ini menjadi bukti nyata kehadiran Pertamina dalam memberdayakan dan meningkatkan perekonomain masyarakat, terlebih di masa pandemi saat ini.

“Kita tahu pohon nipah yang selama ini menjadi tanaman pengganggu bagi pohon mangrove. Untuk itu kami bekerjasama dengan Politeknik Negeri Cilacap melakukan inovasi memanfaatkan buah dan nira Nipah menjadi bioethanol dan hand sanitizer,” jelasnya.

Selain guna menjaga ekosistem pohon mangrove dengan memanfaatkan nipah yang sebelumnya menjadi tanaman pengganggu, pelatihan ini juga sekaligus membuka peluang baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Alhamdulillah, animo peserta sangat tinggi. Harapannya melalui pelatihan ini akan muncul mata pencaharian baru yang bersumber dari pohon nipah,” ungkap Hatim.

Dosen Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan PNC, Dodi Satriawan selaku pemateri menyebutkan pembuatan bioetanol dan hand sanitizer dilatarbelakangi melimpahnya pohon nipah di Kampung Laut yang belum termanfaatkan oleh masyarakat setempat.

“Bioetanol ini berasal dari buah dan nira Nipah. Nantinya hasil jadi hand sanitizer menjadi dua jenis, yakni jenis gel dan cair,” jelasnya.

Dodi merinci proses pembuatan bioethanol diawali proses pencacahan untuk menghaluskan buah nipah dengan mesin ekstrak dilanjutkan proses perebusan guna mengeluarkan seluruh ekstrak nipah.

Tahap berikutnya dimasak selama 4 jam, lalu pengepressan dan proses fermentasi dengan beberapa ragi yang memakan waktu 3-4 hari, dan selanjutnya memisahkan bioethanol dengan air.

“Keseluruhan proses ini memakan waktu sekitar 5 hari sampai jadi” ujarnya.

Ketua Kelompok Pengelola Limbah Nipah, Sumardi Senen mengungkapkan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan keterampilan untuk menambah penghasilan keluarga.

“Kami berterimakasih kepada Pertamina Kilang Cilacap. Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menambah keterampilan khususnya anggota kelompok dan umumnya masyarakat luas,” imbuhnya.

Untuk tahap awal, pelatihan ini diikuti oleh 10 orang warga Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap. Dalam kesempatan itu, Pertamina yang diwakili CSR & SMEPP Officer, Dian Kuswardani secara simbolis menyerahkan bantuan mesin ekstraktor nipah kepada Ketua Kelompok Pengelola Limbah Nipah, Sumardi Senen.

Terkait