Ini bisa dilihat dari banyaknya lapak yang menawarkan berbagai makanan dan minuman kekinian, di pinggiran jalan maupun di teras mini market. Namun itu menjadi permasalahan tersendiri bagi para pengusaha tersebut, lantaran harus memutar otak supaya produk yang di miliki bisa memikat para pelanggan.
Untuk memecahkan permasalahan tersebut ada baiknya jika bergabung dengan komunitas bisnis yang ada. Supaya bisa berbagi pengalaman atau bahkan berkolaborasi agar meningkatkan keahlian dalam berbisnis.
Seperti yang dilakukan komunitas “Jualan Bareng” yang berawal dari keresahan sebagian kawan yang kesulitan mengembangkan usahanya di masa pandemi. Seorang anak muda asal Cilacap bernama Pramestu Bina Vidianto mendirikan sebuah komunitas guna menjawab tantangan tersebut.
Pria yang akrab disapa Pram ini menuturkan, dirinya membentuk komunitas ini agar setiap permasalahan yang ada bisa di pecahkan. Apalagi disaat pandemi banyak pengusaha yang gulung tikar, ia tidak menginginkan hal itu terus terjadi.
“Komunitas ini fungsinya untuk saling bertukar pikiran, pengalaman bahkan kendala, karena bisa jadi sudah ada yang pernah mengalami dan mengerti solusinya, yang jelas bisa saling membimbing satu sama lain,” ujarnya.
Ia menceritakan, prinsip dasar komunitas ini adalah mempercayai konsep rezeki, jadi tidak perlu menghiraukan apabila berjualan jenis produk yang sama. Karena rezeki itu sudah ada yang mengatur, sehingga tidak menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
“Ini terbukti dengan anggota kami hari ini sebanyak 36 brand, padahal komunitas ini baru dibentuk Desember 2020. Kami sangat terbuka dengan siapapun yang akan bergabung, asalkan bisa menyesuaikan dengan prinsip-prinsip kami,” ujarnya.
Didalam komunitas ini jenis produknya pun tidak homogen, artinya sangat bervariasi, mulai dari fashion, kesehatan, F&B. Bahkan untuk kuliner pun dibagi menjadi dua, yaitu makanan basah dan makanan kering.
Pram menyebutkan, optimalisasi media sosial menjadi aktivitas utama dalam komunitas “Jualan Bareng” ini, misalnya, setiap hari mempunyai jadwal untuk setiap brand memposting produknya.
“Sedangkan yang lain, yang tidak mendapatkan jadwal pada hari itu, wajib mengunjungi profil dan memberikan like, komen serta save. Terutama di platform instagram, karena temen-temen lebih dominan disitu. Jadi digital marketing kami dikedepankan lah,” tuturnya.
Dikatakannya, dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan kolaborasi dari setiap anggota komunitas, yaitu dengan membuat hampers. Mengingat dalam waktu dekat ini akan memasuki bulan ramadhan.
“Nantinya setiap anggota memadukan produknya yang bisa dijadikan hampers, kemudia dipasarkan secara bersama-sama. Harapanya penjual akan berjalan secara optimal,” ungkapnya.
Sementara itu Relita salah satu anggota komunitas “Jualan Bareng” mengungkapkan, manfaat bergabung di komunitas ini adalah bisa menambah relasi, pengalaman, wawasan serta bertukar teori tentang bidang usaha.
“Jadi ga cuman tentang usaha, disini juga disisipi tentang agama juga. Kita jadi belajar bagaimana berusaha dengan etika, supaya tepat dan tidak asal sruduk,” kata dia.