SERAYUNEWS-Sejumlah relawan dari berbagai kalangan dan organisasi kemasyaratan di Banjarnegara melakukan aksi menarik diri. Mereka menghentikan semua kegiatan kebencanaan sementara waktu.
Hal ini terjadi setelah adanya kesalahpahaman dari status media sosial yang dinilai mendiskreditkan para relawan yang sedang menjalankan tugasnya di lokasi bencana Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara.
Dari kejadian tersebut, para relawan meminta pemilik akun tersebut untuk mengklarifikasi dan meminta maaf. Dengan difasilitasi Forkompimcam Pejawaran klarifikasi tersebut tidak terwujud, sehingga mengakibatkan para relawan terpancing emosi.
Saat ada rombongan Polres Banjarnegara, pemilik akun FB tersebut terlihat hingga ada relawan yang mengejar. Saat itu pemilik akun mau dibawa ke Balai Desa untuk dimintai klarifikasi, namun menolak. Hal ini menjadikan terjadi perselisihan antara relawan dan pemilik akun.
Sempat terjadi kericuhan antara relawan dengan pemilik akun, hal inilah yang membuat para relawan merasa sakit hati. Tak hanya itu, pemilik akun justru melaporkan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum relawan yang sudah tersulut emosi. Sehingga muncul tagar #SaveRelawanBanjarnegara. Hal ini juga berbuntut penarikan dan non aktif semua kegiatan para relawan Banjarnegara dalam kebencanaan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Slamet, relawan Banjarnegara mengatakan, #SaveRelawanBanjarnegara dan penarikan serta menghentikan semua kegitaan kebencanaan sebagai bentuk solidaritas sesama relawan. “Kami para relawan menuntut pemilik akun untuk meminta maaf dan mengklarifikasi maksud dari postingan di akun media sosial,” ujarnya.
Koorditaror relawan Banjarnegara yang juga Kabid Kedaruratan dan Logistisk BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo menyayangkan adanya tindakan tersebut. Sebab, aksi ini jelas akan berimbas cukup luas. Untuk itu, dirinya meminta kepada pihak kepolisian agar dapat menjadi mediator dan penyelesaian masalah tersebut.
“Kami tidak bisa membendung aksi para relawan yang merasa tersakiti dari postingan tersebut, terlebih masalah ini sudah masuk ke ranah hukum. Namun, kami tetap meminta para relawan untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang anarkis,” ujarnya.
Terkait dengan penghentian aktivitas bagi para relawan di lokasi bencana, dia mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan para relawan sebagai bentuk solidaritas sesama relawan. Sehingga muncul #SaveRelawanBanjarnegara yang kini menjadi viral di berbagai media sosial.