Cilacap, serayunews.com
Ketua tim peneliti dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro Sugeng Widada mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan penelitian kondisi air dangkal di area PLTU Karangkandri Cilacap khususnya di Dusun Winong, dengan membandingkan penelitian awal tahun 2018 dan kodisi air tahun 2021 ini.
“Jadi penelitiannya membandingkan tahun 2018 yang waktu itu terjadi intrusi akibat dewatering proyek PLTU, dan sekarang dampak dari dewatering itu, kaitannya dengan intrusi air laut telah baik,” ujarnya saat ditemui usai menyampaikan hasil penelitian di DLH Cilacap, Selasa (08/06).
Menurut sugeng, dari hasil penelitian tahun 2018, muka air tanah cekung, daya hantar listrik (kandungan elektro) dalam tanah kandungan elektro dalam tanah naik menjadi asin karena terjadi pengurasan air tanah paska proyek dewatering sehingga air laut masuk ke tanah.
Sedangkan penelitian tahun 2021 pihaknya mengukur kembali kondisi itu, ternyata muka air tanah sudah naik kembali, ada yang sampai tiga meter di dalam sumur itu. Menurutnya secara kuantitas sumur itu sudah memenuhi kecukupannya, kemudian daya hantar listriknya juga sudah turun, karena pemompaannya sudah selesai tahun 2018 itu, sehingga intrusi sudah tidak terjadi.
“Dari analisis hydro kimia, unsur ion dalam air itu, menunjukkan bahwa proses pencucian air asin yang dulu masuk dalam akuifer itu telah tercuci dengan air yang sekarang kondisinya sudah tawar, itu yang menjadi poinnya dari penelitian itu,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Manager bidang Lingkungan K-3 dan CSR PT. S2P Zamzam Nurjaman mengatakan, bahwa penyampaian hasil penelitian yang dilakukan LPPLH Undip, dengan hasil air tanah sudah kembali tawar dan sesuai dengan baku mutu yang ada.
“Tadi diputuskan, karena sudah kembalinya itu berarti terkait subsidi yang dulu kita kasih PDAM (tidak lagi disubsidi) semua di Dusun Winong, kasus permasalahan ini sudah di close, sedangkan untuk kebutuhan air sewaktu-waktu sesuai kebutuhan bisa dibantu dengan tanki air,” ujarnya.
Menanggapi dari hasil penelitian kondisi air sumur warga, perwakilan warga Dusun Winong Novi Kurniyati meminta kepada pakar Undip untuk mengkaji ulang terkait kelayakan air apakah bisa dikonsumsi atau tidak. Selain itu, warga juga keberatan atas dicabutnya subsidi PDAM oleh PLTU dan meminta kepada pemerintah agar peduli dan diperhatikan.
“Sangat merugikan warga, sebelumnya kita menggunakan air sumur yang gratis, tetapi ketika ada PDAM dan harus membayar itu sangat merugikan, sehingga terkait dengan keterlambatan penelitian harus ada ganti rugi dari PLTU, karena warga masih merasa air sumur kita rasanya anyeb, asin, pahit,” ujarnya.
Berdasar informasi dari berbagai sumber, intrusi air asin adalah pergerakan air asin ke akuifer air tawar yang dapat mengkontaminasi sumber air minum. Intrusi air asin dapat terjadi secara alami hingga derajat tertentu pada sebagian besar akuifer pantai, dikarenakan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut.