Akibat pandemi Covid-19 yang belum juga berlalu, inflasi di wilayah Banyumas dan Cilacap makin meningkat. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto mencatat, Banyumas mengalami peningkatan 0,03% (mtm) dan 0,07% (mtm) untuk Cilacap terhitung pada bulan Febuari 2022.
Purwokerto, serayunews.com
Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Rony Hartawan mengatakan, inflasi di dua kabupaten tersebut salah satunya didorong oleh peningkatan tarif air minum PAM yang sejalan dengan penerapan kebijakan pemerintah daerah terkait penyesuai tarif air minum PAM.
“Selain itu kenaikan juga terjadi pada komoditas bawang merah, sejalan dengan menipisnya pasokan akibat produksi di sentra penghasil yang terganggu musim penghujan,” kata dia, Rabu (2/3/2022).
Rony juga merinci, untuk tekanan inflasi di Purwokerto mengalami penurunan jika dibandingkan pada bulan Januari 2022 yang mencapai inflasi 0,67%. Adanya inflasi yang tertahan menyebabkan penurunan inflasi pada bulan Febuari, yakni dari mulai kelompok makanan, minuman, tembakau yang tercatat sebesar -1,23% (mtm).
“Adapun komoditas utama yang menahan inflasi di bulan Febuari ini adalah minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, pisang. Komoditas minyak goreng tercatat menjadi penahan laju inflasi seiring dengan mulai efektifnya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng, yang didukung dengan pelaksanaan beberapa upaya pengendalian oleh TPID Kabupaten Banyumas melalui operasi pasar,” ujarnya.
Sementara untuk perkembangan inflasi Kabupaten Cilacap, pada bulan Febuari ini juga mengalami penurunan dibandingkan bulan Januari yang mencapai inflasi sebesar 0,66% (mtm).
“Tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tercatat -0,88% (mtm). Adapaun komoditas utama yang menahan inflasi yakni, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, jeruk dan cabai rawit. Serta konomidtas minyak goreng tercatat menajdi penahan laju inflasi juga,” kata dia.