SERAYUNEWS – Taylor Swift tengah ramai diperbincangkan netizen Indonesia karena tidak menggelar konser The Eras Tour di Jakarta.
Di media sosial, beredar rumor terkait alasan Taylor Swift tidak jadi menggelar konser di Indonesia. Rupanya ada beberapa alasan.
Perlu diketahui bila saat ini penyanyi asal Amerika Serikat tersebut tengah sibuk menjalankan tur The Eras Tour yang dimulai di Glendale, Arizona pada 17 Maret 2023 lalu.
Setelah konser di Amerika Serikat selesai, nantinya Taylor Swift akan membawa The Eras Tour di kancah internasional seperti Amerika Latin, Australia, Eropa hingga Asia.
Awalnya para penggemar optimis Taylor Swift bisa menggelar The Eras Tour di Indonesia berkat adanya stadion yang mumpuni seperti Jakarta International Stadium hingga Stadion Gelora Bung Karno.
Akan tetapi rupanya hanya Jepang dan Singapura yang masuk dalam daftar negara konser The Eras Tour Taylor Swift.
Di media sosial akun bernama @fachrizaalghani itu menyebut pihak manajemen Taylor Swift sebenarnya sudah merencanakan The Eras Tour akan digelar di Jakarta International Stadium pada Maret 2024 mendatang.
Namun ada sejumlah alasan mengapa hal tersebut dibatalkan sehingga Taylor Swift tidak jadi konser di Jakarta.
“Karena kemarin (sudah) pitching (presentasi) juga. Sudah fix banget sih manajemennya. Ternyata memang Indonesia enggak memenuhi aja. Negaranya terlalu politik kali ya, padahal venue dan lainnya sudah fix mau pakai JIS,” tulisnya.
Ada beberapa alasan di antaranya seperti masalah calo. Taylor Swift dan pihak manajemen tidak ingin penggemarnya harus merogoh kocek mahal lewat calo.
“Ada yang dibahas lagi. Karena Indonesia tuh calonya gede. Jadi pihak sana kayak minta untuk enggak ada mark up (menaikkan) harga. Kasus Coldplay kedengeran di manajemennya si Taylor, dan minta per ID KTP maksimal dua tiket,” lanjutnya.
Selain itu, di Indonesia isu agama juga masih kerap dibawa dalam penyelenggaraan event besar seperti itu, seperti yang kemarin sempat terjadi pada Coldplay.
Terakhir, kabarnya soal regulasi di mana tahun 2024 Indonesia memasuki masa mendekati pemilu sehingga dinilai kurang tepat.***