KEBUMEN,SERAYUNEWS-Tiga pelajar terseret gelombang tinggi di Objek Wisata Pantai Petanahan, Kabupaten Kebumen Minggu (8/1/2017) siang. Dua pelajar berhasil menyelamatkan diri, sedangkan satu lainnya dinyatakan hilang.
Koordinator Bandan SAR Nasional SAR Cilacap, Mulwahyono mengatakan, pihaknya menerima informasi dari petugas loket Objek Wisata Pantai Petanahan, Lasino sekitar pukul 11.30 WIB. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WIB saat korban yang masih berstatus pelajar sedang bermain dan mandi di Pantai Petanahan bersama dua rekannya. Mereka diantaranya, Khoerul (15), Andrian Syah Prayogo (17) dan Riski Fajri Ardiansya. Mereka merupakan warga Desa Roworejo RT 02 RW 02, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Karena asyik bermain air, ketiga remaja itu tidak menyadari jika ada gelombang tinggi yang datang dan langsung menyeret mereka ke tengah laut. Andrian dan Riski berhasil menyelamatkan diri, sedangkan Khoerul hilang dan tenggelam terbawa arus.
“Dua rekan korban dapat menyelamatkan diri sedangkan Khoerul tenggelam hingga akhirnya hilang setelah terseret gelombang,” jelasnya kepadar siara pers yang diterima serayunews.com, Minggu (8/1/2016) siang.
Dikatakannya, Pos Basarnas Cilacap yang juga mencakup wilayah kerja Kebumen segera memberangkatkan satu regu Basarnas beserta peralatan lengkap menuju lokasi kejadian guna melaksanakan operasi pencarian korban potensi SAR lainnya.
“Kita langsung menerjunkan tim untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian bersama relawan, potensi SAR yang ada di Kebumen serta pihak terkait lainya,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap,Teguh Wardoyo menjelaskan, pihaknya masih mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di pantai Selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tinggi gelombang maksimum di wilayah pantai selatan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai 2,5 meter. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Jateng dan DIY berpeluang mencapai 4 meter.
“Peningkatan tinggi gelombang tersebut terjadi akibat adanya pengaruh dari dua daerah pusat tekanan rendah, yakni di barat laut Australia dan Samudra Hindia barat daya Jawa Barat. Kami pada hari Jumat (6/1) telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jateng dan DIY. Peringatan dini gelombang tinggi tersebut telah diperbarui pada hari Sabtu (7/1) dan masih akan berlaku hingga Minggu (8/1),” jelasnya.(adi)