SERAYUNEWS—Beberapa hari jelang Idulfitri, shaf shalat tarawih biasanya semakin berkurang. Kesibukan menyiapkan perlengkapan termasuk baju baru mengalahkan ibadah.
Pemandangan berbeda terjadi di Uni Emirat Arab. Melansir Emirates247, warga di sana terutama para perempuan, sudah mempersiapkan Idulfitri jauh sebelum puasa alias satu bulan sebelum Ramadan tiba.
Sejak dulu wařga Emirat sudah terbiasa mempersiapkan Idulfitri jauh sebelum harinya tiba, yakni pada bulan Syaban atau satu bulan sebelum Ramadan. Pada bulan itulah, mereka mulai membeli segala sesuatu untuk menyambut Idulfitri.
Tradisi memakai baju baru saat Lebaran merupakan salah satu implementasi sunah Rasulullah yang menganjurkan umat Muslim mengenakan pakaian terbaik saat Hari Raya. Namun, sebetulnya, terbaik tidak harus baju baru.
Tradisi baju baru saat Idulfitri tertulis dalam buku “Sejarah Nasional Indonesia” karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.
Buku tersebut menjelaskan bahwa tradisi ini sudah bermula sejak tahun 1596 di masa Kesultanan Banten.
Semasa itu, menjelang Idulfitri, mayoritas Muslim di Kerajaan Banten sibuk menyiapkan baju baru.
Bedanya, saat itu hanya kalangan kerajaan saja yang bisa membeli pakaian bagus untuk Idulfitri. Mayoritas rakyat biasa masih menjahit baju mereka sendiri.
Tradisi ini juga ditemui tradisi di Kerajaan Mataram Islam. Masyarakat yang tinggal di Yogyakarta ini ramai mencari baju baru, dengan cara membeli atau menjahit sendiri, untuk merayakan berakhirnya Ramadan.
Tradisi ini terus berlanjut pada masa kolonial. Snouck Hurgronje, seorang penasihat urusan pribumi untuk pemerintah kolonial Belanda mencatat kebiasaan atau tradisi baju baru saat Lebaran sejak awal abad ke-20.
“Di mana-mana perayaan pesta ini disertai hidangan makan khusus, saling bertandang yang dilakukan oleh kaum kerabat dan kenalan, pembelian pakaian baru, serta berbagai bentuk hiburan yang menggembirakan,” tulis Snouck dalam suratnya kepada Direktur Pemerintahan Dalam Negeri, 20 April 1904, yang termuat dalam “Nasihat-Nasihat Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889–1939” Jilid IV.
Sampai sekarang tradisi ini berlanjut. Pemerintah pernah melarang melakukan mudik saat covid-19. Akan tetapi, pemerintah tidak pernah melarang dan bahkan menganjurkan rakatnya membeli baju baru.
“Ada bagusnya Lebaran kita tetap menggunakan baju baru sehingga muncul aktivitas ekonomi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 22 April 2021.
Meski merupakan tradisi, beli baju baru menjelang Lebaran bukanlah kewajiban atau ibadah, melainkan sebatas kebiasaan masyarakat yang sudah turun-temurun.
Jadi, tidak usah memaksa jika memang belum bisa beli baju baru. Seperti lirik lagu “Baju Baru” yang Dhea Ananda nyanyikan.
Baju baru Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
Saat gema takbir berkumandang, iramanya naik turun, cermin kehidupan seperti roller coaster yang berjumpalitan. Tahun ini belum bisa pakai baju baru, tahun depan siapa tahu.*** (O Gozali)