SERAYUNEWS – Jagat maya kembali dihebohkan dengan video seorang tamu hotel di Kota Pekalongan yang merasa diperlakukan tidak adil.
Peristiwa yang terjadi pada Rabu malam, 13 Agustus 2025 itu menunjukkan bagaimana sebuah kesalahpahaman soal biaya tambahan berakhir ricuh.
Video tersebut diunggah oleh Muhammad Sahid Ramadhan atau Rama Sahid melalui akun TikTok @ramasahid.
Dalam unggahannya, terlihat ia berdebat dengan petugas hotel yang mengetuk pintu kamarnya dengan keras.
Rama menegaskan bahwa kamar sudah ia bayar melalui aplikasi pemesanan online, sehingga seharusnya tidak ada lagi biaya tambahan.
Namun, pihak hotel justru menuntut pembayaran ekstra yang membuat situasi memanas.
Rama mengaku kecewa karena harga yang tertera di aplikasi sudah final. Ia menolak keras untuk menambah biaya apa pun.
Menurutnya, bila ada selisih harga, seharusnya hotel menyelesaikannya dengan pihak aplikasi, bukan membebankannya pada tamu.
Karena bersikeras tidak mau membayar biaya tambahan, ia akhirnya diminta meninggalkan kamar.
Unggahan tersebut sontak menuai perhatian publik. Dalam caption-nya, Rama bahkan menyinggung label “syariah” yang melekat pada hotel tersebut.
Ia merasa istilah syariah seharusnya berarti jujur, transparan, dan tidak merugikan tamu.
Tiga hari setelah video itu ramai diperbincangkan, manajemen Hotel Indonesia Syariah Pekalongan akhirnya memberikan pernyataan resmi.
Dalam video klarifikasi yang dirilis pada 16 Agustus 2025, pihak hotel menyampaikan permintaan maaf terbuka.
Mereka mengakui bahwa penanganan masalah tersebut keliru dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Selain meminta maaf kepada Rama Sahid, hotel juga menyampaikan penyesalan kepada pemerintah daerah, Dinas Pariwisata, hingga Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Manajemen menegaskan komitmen untuk memperbaiki sistem, mulai dari layanan hingga mekanisme pembayaran.
Mereka juga berjanji memperkuat koordinasi dengan aplikasi pemesanan agar kasus serupa tidak terulang.
Dalam kesempatan yang sama, pihak hotel juga menegaskan bahwa akun TikTok bernama @Natasha987083 yang sempat mengatasnamakan hotel bukanlah akun resmi.
Mereka meminta masyarakat berhati-hati agar tidak terjebak informasi palsu yang justru memperkeruh suasana.
Meski sudah ada klarifikasi, insiden ini terlanjur menjadi perbincangan luas. Warganet membanjiri kolom ulasan Google dengan komentar sinis.
Rating hotel pun turun drastis, bahkan muncul sebutan-sebutan bernada satir yang melekat pada nama hotel tersebut.
Tak sedikit yang menyayangkan peristiwa ini, mengingat Pekalongan tengah gencar membangun citra pariwisata.
Kejadian seperti ini, menurut sebagian netizen, bisa merusak kepercayaan wisatawan terhadap layanan perhotelan di daerah.
Kasus ini memberi pesan penting bagi industri pariwisata. Transparansi soal harga menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan tamu.
Setiap selisih atau promo seharusnya diselesaikan di balik layar antara pihak hotel dan aplikasi, bukan malah menimbulkan konflik dengan pelanggan.
Bagi konsumen, kejadian ini juga bisa menjadi pengingat untuk selalu menyimpan bukti pembayaran dan memahami aturan yang berlaku di aplikasi maupun hotel.
Sementara bagi pihak hotel, kejadian viral ini menegaskan betapa pentingnya membangun reputasi dengan pelayanan yang konsisten.***