SERAYUNEWS – Transaksi menggunakan QRIS di wilayah Eks Karesidenan Banyumas (Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, dan Cilacap) mencatatkan angka fantastis hingga Oktober 2024.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Christoveny, melaporkan bahwa sebanyak 26.023.815 transaksi terjadi di wilayah ini dengan total nominal mencapai Rp2,6 triliun.
“Jumlah ini jauh meningkat dari pada tahun 2023, di mana total nominal transaksi QRIS pada periode Januari hingga Desember hanya Rp1,08 triliun,” ujar Christoveny.
Dari total transaksi di Banyumas Raya, Kabupaten Banyumas mencatatkan jumlah transaksi tertinggi, mencapai 13.337.647 kali. Kemudian baru Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Untuk jumlah merchant, hingga Oktober 2024, terdapat 457.424 merchant yang terdaftar di Banyumas Raya. Kabupaten Banyumas kembali menjadi yang tertinggi dengan 255.064 merchant, sementara sisanya tersebar di tiga kabupaten lainnya.
Tingginya penggunaan QRIS di wilayah ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk:
“Dengan adanya kebijakan ini, merchant usaha mikro bisa bertransaksi tanpa kena biaya tambahan untuk transaksi kecil. Sehingga semakin menarik minat pengguna QRIS,” tambah Christoveny.
Bank Indonesia Purwokerto optimistis, penggunaan QRIS di Banyumas Raya akan terus meningkat. Seiring dengan upaya digitalisasi sistem pembayaran dan edukasi masyarakat.
Selain itu, program insentif seperti MDR 0% diharapkan mampu memperluas adopsi QRIS di kalangan usaha mikro dan menengah.
Dengan pencapaian ini, Banyumas Raya semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu wilayah dengan perkembangan digitalisasi pembayaran yang pesat di Indonesia.