Purwokerto, serayunews.com
Rektor UMP, Dr Jebul Suroso mengatakan, saat ini banyak yang menggemari permainan latto-latto. Sebagai perguruan tinggi, UMP hadir untuk memberikan edukasi supaya permainan yang menyenangkan tersebut aman saat memainkannya.
“Latto-latto ini sedang mendunia, orang banyak menggemari. Sayangnya dalam melakukan permainan terkadang terjadi kecelakaan, baik tangan, kepala ataupun bagian lain dari tubuh yang terkena hantaman bola. Karenanya hari ini UMP mengadakan kompetisi latto-latto, sekaligus mengedukasi bagaimana cara bermain yang aman. Salah satunya adalah dengan menggunakan helm,” kata Rektor, Minggu (15/1/2023).
Selain menyenangkan, lanjut Rektor, permainan latto-latto juga mengandung unsur edukasi, baik dari sisi psikomotorik, afektif serta knowledge. Sehingga jika ada pengarahan akan menjadi lebih produktif dalam pembelajaran.
Baca juga: [insert page=’setahun-acara-sunday-morning-ump-bupati-sebut-ump-vital-untuk-banyumas’ display=’link’ inline]
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono yang hadir dalam kompetisi latto-latto di UMP Minggu (14/1/2023) memberikan pandangannya. Dia mengatakan, sampai saat ini belum ada larangan untuk permainan tersebut. Bahkan, Joko menyatakan, permainan latto-latto lebih baik dari pada anak terlalu lama bermain gadget.
“Kalau bermain gadget hanya mata dan jari saja yang bergerak, tetapi kalau latto-latto ini psikomotorik anak jalan. Sepanjang masih dalam koridor dan saya juga yakin, guru-guru di Banyumas bisa mengawasi serta mengedukasi dengan baik. Maka, permainan tersebut tidak akan ada pelarangan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UMP, Prof D Sukirno MPd mengatakan, permainan latto-latto memang ada yang pro dan kontra. Namun tidak dapat dipungkiri jika banyak anak-anak hingga orang dewasa menggemari permainan tersebut. Sehingga yang perlu adalah memberikan edukasi tentang cara bermain yang aman, yaitu menggunakan helm dan menjaga jarak antar pemain. Selain itu sarannya adalah main dengan menggunakan bola plastik.
“Kompetisi ini bentuk pengabdian dan kepedulian UMP terhadap permainan tradisional. Total ada 252 anak yang ikut kompetisi dan beasal dari berbagai daerah, ada yang dari Jakarta, Solo dan lainnya,” terangnya.
Latto-latto merupakan permainan yang menggunakan dua buah bola kecil yang berkaitan dengan tali. Cara bermainnya dengan menggerakan tali dan bola akan berbenturan. Salah satu peserta kompetisi latto-latto, Anja Fikri, siswa SD N Dukuhwaluh mengatakan, ia pernah mengalami luka di tangan saat bermain latto-latto. Tapi hal tersebut tidak membuatnya jera untuk bermain.
“Permainannya seru dan asyik, jadi gak kapok walaupun pernah terluka di tangan,” tutur bocah kelas 4 tersebut.