SERAYUNEWS – Sebuah video viral memperlihatkan seorang owner kafe di Yogyakarta, curhat dengan mengungkapkan kekesalan dan perasaan akan nasib usaha yang sedang dia jalani.
Bukan tanpa sebab, pria yang bernama Agus Arya tersebut mengeluhkan ulah sejumlah mahasiswa dan mahasiswi di kedai miliknya yang sudah sangat meresahkan.
Mereka datang ke kedai kopi miliknya, tetapi jarang memesan makanan dan minuman yang tersedia. Atas situasi semacam ini, Agus Arya pun memberikan istilah baru dengan sebutan rombongan jarang beli alias ROJALI.
Istilah berasal dari sejumlah oknum mahasiswa dan mahasiswi yang hanya datang ke kafe atau kedai kopi untuk tujuan numpang tempat dan bahkan menikmati wifi saja. Namun, hanya sedikit dari mereka yang melakukan order menu di situ.
Dalam video yang dia bagikan pada Kamis, (13/6/2024), Agus menyindir oknum mahasiswa yang sering datang dan nongkrong di kedai kopi, tapi tidak membeli.
Sebagian bahkan mayoritas dari mereka, datang dalam rombongan jumlah yang besar. Setelah itu, melakukan aktivitas khalayak anak muda pada umumnya, yaitu nongkrong di kafe hingga larut malam.
“Teruntuk oknum mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Jogja yang sering kerjain tugas di kedai kopi atau di kafe, meminta tolong, minta tolong order. Kan gak semua harga mahal, ada yang murah juga,” ungkap Agus dalam unggahananya, serayunews.com mengutip pada Selasa (18/6/2024).
Sontak, dia mengaku resah lantaran banyak dari mereka yang datang ke kafe untuk rapat dan membahas perihal masalah ekonomi rakyat. Namun, mereka tidak memesan dari kafenya.
Kejadian ini menjadi sebuah ironi bagi Agus yang memiliki kafe setara dengan UMKM di daerah Sorowajan, Yogyakarta.
“Yang lebih menyebalkan lagi, misal kalian ngadain rapat atau ngobrol bareng sekitar 10 orang sampai 20 orang yang order cuma 5 orang, apalagi yang dibahas masalah ekonomi rakyat,” sebutnya.
Selanjutnya, unggahan itu langsung menaui reaksi yang beragam dari warganet. Komentar dari para pelaku usaha kafe dan mahasiswa yang sering mengerjakan tugas di kafe pun bermunculan.
Mereka yang mempunyai usaha seperti Agus juga mengeluhkan hal yang sama. Kemudian, mereka melihat fenomena tersebut sebagai sesuatu yang baru terjadi akhir-akhir ini.
“Adik sy jg gulung tikar kafenya baru 1 thn di jogja..ya kekgini ini..pdhal modal keluar banyak,” tulis salah seorang warganet.
“Batasi aja waktu duduk di cafe bagi pengunjung yg gak beli. Bagi pengunjung yg beli boleh duduk agak lama,” saran pengguna lainnya.
Sementara itu, konsumen lain juga mendukung adanya kesadaran para kaum Rojali ini. Rombongan ini dapat merugikan bagi pemilik usaha maupun calon pembeli yang terkadang enggan berkunjung karena tidak nyaman atas kondisi semacam itu.
“Aku konsumen, Aku support sampean (Anda) & pemilik kedai kopi lainnya, mas.” Netizen berkomentar.
Kemudian, sampai artikel ini ditulis pada Selasa (18/6/2024), video telah mendapatkan lebih dari 965 like dari pengguna Instagram. Tak hanya itu, video juga sudah ditonton 32 ribu kali dan dikomentari 75 orang.
Semoga saja, kejadian semacam ini tidak terjadi lagi. Permasalahan atas keresahan pemilik usaha terhadap kelompok Rojali bisa teratasi dengan kebijakan yang sama-sama menguntungkan antara pengusaha dan kostumer kafe.***
