SERAYUNEWS—Ada yang menarik dari kedatangqn CEO Apple Tim Cook di Kompleks Istana Kepresidenan pada Rabu (17/4/2024) untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Hampir semua berharap berita investasi besar di Indoneia.
Nilai investasi mengesampingkan isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) yang selama ini Apple dukung penuh. Bahkan, Tim Cook pada 2014 secara terbuka mengakui jika ia gay.
“Selama ini saya tidak pernah menyangkal seksualitas saya. Saya juga belum pernah menyatakannya di hadapan publik, sampai saat ini. Jadi biar saya perjelas: saya tidak malu menjadi seorang gay, dan saya rasa, menjadi gay adalah salah satu berkat yang Tuhan berikan kepada saya.”
Demikian petikan esai 10 paragraf berjudul “Tim Cook Speaks Up” (atau Tim Cook Mengungkap Jati Dirinya) yang ditulis oleh CEO Apple Tim Cook sendiri dan ada di situs Bloomberg Businessweek, Kamis (30/10/2014).
Melansir Reuter (3/11/2014), sehari setelah pengakuan tersebut, sebuah monumen peringatan untuk pendiri Apple Inc Steve Jobs telah mengalami pembongkaran di kota St Petersburg, Rusia.
Pria bernama lengkap Timothy D.Cook dan kelahiran 1 November 1960 ini sudah bekerja di Apple sejak 1988. Ia kemudian menjadi CEO menggantikan Steve Jobs pada 24 Agustus 2011.
Sebagai CEO Apple, ia telah membuat sebuah kebijakan progresif untuk mendorong orang orang yang menjadi pecinta sesama jenis untuk bekerja bagi Apple.
Menurut pengakuan Cook, dorongan untuk mempublikasikan tentang orientasi seksualnya itu berasal dari pidato tokoh pejuang kesetaraan hak manusia, Dr Martin Luther King.
“Pertanyaan utama dalam hidup adalah, ‘Apa yang sudah kamu lakukan untuk orang lain?'”
Apple sebenarnya pernah berencana membangun pabrik iPhone di Indonesia pada 2016. Namun, rencana ini batal , karena kekhawatiran soal pertambangan timah ilegal.
Pabrik akhirnya pindah ke Vietnam, tepatnya di Vietnam Utara. Daerah yang secara historis merupakan pusat pembuatan produk elektronik, serta memiliki tenaga kerja yang murah dan terampil.
Bahkan saat Tim Cook berkunjung ke Vietnam pada Senin (15/4/2024), ia menyatakan ingin menambah investasi di negara ini.
Di luar itu, Vietnam juga menjadi salah satu negara yang mengakui keberadaan komunitas LGBT. Sebelunya, ada pencabutan denda untuk pernikahan sesama jenis pada 2013 lalu.
Akhirnya, pada 1 Januari 2015 negara ini melegalkan pernikahan sejenis. Pemerintah Vietnam juga telah mendeklarasikan LGBT bukan penyakit.
“LGBT bukan penyakit, jadi tak bisa disembuhkan atau perlu disembuhkan dan tidak bisa diubah dengan cara apa pun,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Vietnam, The Guardian mengutip (25/8/2022).
Bisa jadi dukungan Vietnam terhadap LGBT ikut menjadi alasan Cook berinvestasi besar. Tidak hanya alasan tambang timah ilegal atau tenaga kerja murah. Terlebih, ia secara rutin berpartisipasi melawan diskriminisasi LGBT.
Vietnam menjadi indah di matanya, sebagaimana ia katakan.
“Tidak ada tempat seperti Vietnam, negara yang dinamis dan indah,” kata Tim Cook dalam siaran pers (15/4/2024).*** (O Gozali)