SERAYUNEWS – Belakangan ini, nama Galih Ghaisan Ramadhan (GGR) menjadi sorotan di media sosial.
Banyak warganet yang penasaran dan mencoba mencari informasi terkait profil serta akun Instagramnya.
Hal ini bermula dari viralnya kabar mengenai seorang penggemar kereta api atau Railfans berinisial GGR yang diduga naik kereta tanpa tiket.
Berikut ulasan lengkap tentang kasus yang tengah ramai diperbincangkan ini.
Kabar ini pertama kali mencuat pada Kamis, 26 Desember 2024, dan ramai dibahas di berbagai platform media sosial.
GGR diduga melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta hingga kembali ke Jakarta tanpa tiket resmi.
Kejadian tersebut terjadi pada Rabu, 25 Desember 2024, seperti yang dikonfirmasi oleh Krisbiyantoro, Manajer Humas KAI Daop 6.
Menurut laporan, GGR menggunakan beberapa kereta selama perjalanannya, yaitu KA Cikuray dan Kahuripan dari Jakarta ke Yogyakarta, KA Manahan dari Yogyakarta ke Kroya hingga KA 135 Bogowonto dari Stasiun Kroya menuju Jakarta.
Aksi ini terbongkar di Stasiun Cirebon Prujakan saat petugas mencurigai gerak-gerik seorang penumpang yang kerap keluar masuk toilet.
Setelah diminta menunjukkan tiket, penumpang tersebut tidak bisa memberikan bukti tiket yang sah.
Ternyata, GGR menggunakan tiket yang diunduh melalui aplikasi Traveloka tanpa melakukan pembayaran.
Kasus ini viral di media sosial, terutama TikTok, dengan salah satu unggahan akun @massssss2_ menjadi perhatian publik.
Banyak warganet yang kemudian mengaitkan inisial GGR dengan nama Galih Ghaisan Ramadhan, meskipun hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi terkait identitas pelaku.
Profil dan akun Instagram GGR pun menjadi topik pencarian populer. Meski demikian, pihak berwenang belum memberikan pernyataan detail tentang informasi pribadi pelaku.
Publik diimbau untuk tidak berspekulasi tanpa dasar yang jelas dan menunggu konfirmasi resmi.
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu mematuhi aturan saat menggunakan transportasi umum, termasuk membeli tiket secara resmi.
Tindakan seperti naik kereta tanpa tiket tidak hanya merugikan operator transportasi, tetapi juga dapat berujung pada sanksi hukum.
Bagi komunitas Railfans, kejadian ini menjadi pembelajaran penting untuk menjaga nama baik komunitas.
Selama ini, Railfans dikenal sebagai komunitas besar yang mengapresiasi dunia perkeretaapian.
Masyarakat disarankan untuk tidak terburu-buru menyimpulkan dan tetap menunggu pernyataan resmi dari pihak berwenang.
Kasus ini menjadi pelajaran bersama untuk lebih mematuhi peraturan dalam menggunakan fasilitas publik.
***