SERAYUNEWS – Bishnu Prasad Paudel, Menteri Keuangan Nepal, menjadi sorotan dunia setelah menjadi sasaran amukan massa dalam demo besar-besaran yang melanda negara tersebut pada September 2025.
Video yang sedang viral memperlihatkan massa memukul dan mengejar Paudel, bahkan menelanjanginya di depan umum.
Unjuk rasa anti-pemerintah di Nepal meledak hingga berujung kekerasan luas.
Massa merasa tertekan atas kebijakan kontroversial, termasuk larangan sementara media sosial dan dugaan korupsi, sehingga melakukan aksi agresif yang berujung pada serangan terhadap pejabat tinggi negara.
Video viral menampilkan Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel berlari panik di jalanan umum Kathmandu saat puluhan pengunjuk rasa mengejarnya. Seorang pemuda terlihat menendangnya hingga terjatuh dan menabrak tembok.
Meski terluka, Paudel bangkit dan mencoba menyelamatkan diri. Namun, massa akhirnya berhasil menangkapnya, lalu memukul dan menganiaya beliau.
Lebih mengejutkan, massa menelanjangi Paudel dan menyeretnya hanya dengan pakaian dalam saat ia berusaha melarikan diri ke arah sungai.
Pemandangan memalukan itu menjadi simbol brutalitas yang mencerminkan kemarahan rakyat terhadap elite politik yang dianggap korup dan lalai menangani masalah ekonomi serta krisis sosial yang menjerat negara.
Bishnu Prasad Paudel merupakan politisi senior dan menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Nepal sejak Juli 2024.
Ia berasal dari Partai Komunis Nepal dan meniti karier melalui jalur politik serta birokrasi, termasuk beberapa posisi penting seperti Menteri Sumber Daya Air, Menteri Pertahanan, dan Menteri Industri.
Selama menjabat sebagai Menkeu, Paudel gigih merancang kebijakan fiskal di tengah tekanan ekonomi berat, termasuk pengelolaan anggaran nasional 2025–2026 yang ia sebut “realistis”.
Namun, kebijakan tersebut tidak populer dan menimbulkan kesenjangan yang memicu kemarahan publik, terutama generasi muda.
Ia juga menjadi simbol elite yang tidak dipercaya rakyat, dengan tuduhan gagal menangani pengangguran, inflasi, dan penurunan daya beli masyarakat. Krisis kewenangan politik ini diperparah dengan keputusan pembatasan media sosial yang memicu gelombang protes kaum muda.
Kekacauan ini tidak hanya memukul Paudel. Mantan Perdana Menteri Khadga Prasad Oli mengumumkan pengunduran dirinya setelah rumahnya dibakar massa.
Ketua Partai Kongres Nepal dan Menteri Luar Negeri juga dilaporkan terluka akibat serangan pengunjuk rasa.
Untuk meredam situasi, pemerintah Nepal mencabut larangan media sosial dan berjanji akan melakukan reformasi politik.
Namun, tuntutan massa agar parlemen dibubarkan dan pemerintahan sementara dibentuk untuk mewakili aspirasi rakyat tetap menjadi tekanan utama.
Gelombang demo ini mengakibatkan sedikitnya 19 korban jiwa dan ratusan luka-luka. Pasukan keamanan berusaha mengendalikan situasi, namun ketegangan masih terus berlangsung.
Kathmandu menjadi lokasi utama kejadian, ibukota Nepal yang juga pusat politik dan sosial negara tersebut.
Peristiwa tragis ini mencerminkan kecemasan politik dan ketegangan sosial yang sedang menghadang negara di kawasan Himalaya itu.