Cilacap, serayunews.com
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Awaludin Murri melalui Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Hartono mengatakan, selama pemberlakuan PPKM Darurat volume sampah yang masuk ke RDF, yang merupakan tempat pengolahan sampah di Kabupaten Cilacap ini rata-rata sebanyak 140 Ton per hari.
“Fluktuatif sebenarnya, rata-rata 140 ton per hari, kadang berkurang tapi tidak banyak. Namun artinya walaupun ada PPKM Darurat produksi sampah masyarakat masih tinggi, tidak begitu berpengaruh,” katanya kepada serayunews.com, Kamis (15/7/2021).
Ia menjelaskan, faktor dari tingginya produksi sampah masyarakat di tengah PPKM ini, diakibatkan oleh banyaknya masyarakat yang saat ini beraktivitas di rumah. Sehingga dari 140 ton tersebut merupakan didominasi oleh sampah rumah tangga, yang mana itu juga berpengaruh pada pergeseran produksi sampah masyarakat.
“Hanya restoran dan hotel saja yang berkurang sampahnya, semacam ada pergeseran pola saja. Yang tadinya orang-orang ini memproduksi sampah di luar rumah, kalau sekarang ini di dalam rumah,” tuturnya.
Dari 140 ton sampah tersebut, kata dia, semuanya dapat ditangani oleh Pemda Cilacap. Lantaran di Cilacap sendiri memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF) yang berada di kawasan TPA Tritih Lor, yang dapat mengolah sampah menjadi bahan bakar pengganti batu bara.
“Kita beruntung memiliki RFD, karena sebagian besar sampah dapat diolah menjadi bahan bakar. Hanya dua TPA saja yang belum menyetorkan sampahnya ke RDF, dari total empat TPA. Insyaallah tahun depan sudah terintegrasi semua,” jelasnya.