
SERAYUNEWS – Wakil Bupati Banyumas Dwi Asih Lintarti menilai, Guru Raudhatul Athfal merupakan fondasi pertama dalam membangun karakter, akhlak, dan kecintaan anak-anak terhadap ilmu dan agama.
Maka dari itu, dia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), pada momen ulang tahun ke-23, di Pendopo Si Panji Purwokerto, Senin (27/10/2025).
“Saya berharap IGRA semakin solid, berdaya, dan terus menjadi wadah pengembangan kompetensi serta semangat pengabdian para guru RA. Saya yakin dari tangan ibu-ibu guru RA akan lahir anak-anak yang berakhlakul karimah, mandiri dan bersemangat belajar,” katanya.
Wabup mengajak seluruh guru untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi di tengah tantangan zaman yang terus berubah.
“Mari kita terus menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi. Setiap senyum dan kelembutan ibu-ibu guru adalah cahaya bagi masa depan anak-anak kita,” kata dia.
Lintarti menegaskan, bahwa Pemkab Banyumas akan terus memperhatikan pemerataan bantuan pendidikan bagi seluruh lembaga, baik RA, madrasah, Muhammadiyah, maupun sekolah berbasis agama lain seperti Kristen, Hindu, dan Buddha.
Meskipun, adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pusat. Tahun 2026 transfer dana dari pemerintah pusat dipotong sebesar Rp319 miliar.
“Jika masih ada proposal yang belum bisa terealisasi di tahun 2026, insya Allah akan menjadi prioritas di tahun 2027. Kami harap usulan tahun 2027 bisa disiapkan mulai Januari hingga Maret 2026,” katanya.
Pada acara tersebut, hadir juga Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Banyumas Irawati. Dia juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru RA yang selama ini telah berjuang dengan sabar dan penuh kasih dalam mendidik anak-anak usia dini.
Ia menegaskan, pendidikan anak usia dini merupakan fondasi terpenting dalam pembentukan karakter dan kecerdasan anak.
“Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang paling penting, karena di situlah dasar-dasar ilmu dan pembentukan karakter dimulai,” ujarnya.
Irawati menambahkan, seorang guru RA setidaknya harus memiliki delapan kemampuan utama, di antaranya pemahaman tentang parenting, kesabaran tanpa batas, kemampuan mengelola emosi, kemampuan pencipta lagu sendiri/olah vokal, serta kemampuan beradaptasi dengan teknologi.
“Guru RA itu luar biasa. Mereka bukan hanya mendidik, tapi juga berkreasi, bahkan bisa spontan menciptakan lagu untuk menenangkan anak-anaknya. Profesi ini butuh keikhlasan dan dedikasi tinggi,” lanjutnya.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan Pembinaan dan Seminar Motivasi Guru Raudhatul Athfal se-Kabupaten Banyumas.
Melalui kegiatan pembinaan dan seminar motivasi ini, diharapkan para guru RA semakin bersemangat untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, dan sesuai perkembangan zaman, demi kemajuan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Banyumas.